Raja Yordania Desak PBB: Israel Harus Mengizinkan Lebih Banyak Bantuan Masuk ke Gaza

- 1 Desember 2023, 08:07 WIB
Foto dirilis Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menunjukkan pasukan Israel melakukan operasi militer di bagian barat Kota Gaza.
Foto dirilis Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menunjukkan pasukan Israel melakukan operasi militer di bagian barat Kota Gaza. /ANTARA/IDF/Handout via Xinhua/

PR DEPOK - Raja Yordania, Abdullah desak para pejabat PBB dan LSM Internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel agar mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza, pada Kamis, 30 November 2023.

Raja Yordania mengungkapkan, bahwa tidak dapat diterima Israel terus menahan aliran bantuan yang cukup ke wilayah yang padat penduduknya itu, yang dihuni oleh 2,3 juta orang.

Abdullah melakukan pertemuan darurat di Amman yang dihadiri oleh para pejabat PBB, kepala LSM dan perwakilan donor Arab untuk membahas situasi kemanusiaan semakin memburu. Maka harus ada desakan untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah terdampak konflik.

Raja mendesak komunitas bantuan internasional untuk melakukan bagian mereka dan menyelamatkan warga Gaza yang telah mengalami perang brutal yang telah mengubah tanah mereka menjadi tempat yang tidak layak huni.

Baca Juga: Cair Lagi, Pastikan Namamu Masih Terdaftar Sebagai Penerima Bansos BPNT Desember dan PKH Tahap 4 2023 di DTKS

Desakan itu direspon oleh Israel, bahwa mereka setuju untuk mengizinkan masuknya bantuan ke wilayah Gaza pada pekan lalu setelah mencapai gencatan senjata dengan Hamas untuk menukar sandera.

Menurut para pekerja bantuan hal tersebut telah meringankan pengepungan yang diberlakukan selama berminggu-minggu selama pertempuran di mana makanan, bahan bakar, dan barang-barang tidak diizinkan masuk ke wilayah Gaza.

Kepala bantuan PBB, Martin Griffiths dan pejabat senior UNRWA mengatakan sangat penting bagi Israel untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan Kerem Shalom. Dimana yang sebelum perang telah menangani lebih dari 60% truk yang masuk ke Gaza.

Saat ini Israel hanya mengizinkan bantuan melalui penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir, di mana kemacetan dan keterbatasan kapasitas berarti tidak dapat menangani lebih dari 200 truk per hari.

Baca Juga: Seger Baget! Ini 7 Kedai Soto Recommended di Lumajang, Yuk Kunjungi Lokasinya

"Sebelum perang, Gaza biasanya menerima 500 truk setiap hari. Kami tidak pernah mendekati angka tersebut sejak 7 Oktober," kata juru bicara UNRWA, Juliette Touma.

Truk-truk yang membawa bantuan melalui Rafah harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan Israel di perlintasan Nitzana, untuk memastikan bahwa hanya pasokan bahan bakar terbatas yang diizinkan.

LSM dan pejabat PBB juga mendengar himbauan dari raja untuk mempercepat pengiriman bantuan ke bagian utara Gaza.

Menurut seorang delegasi, Israel telah berusaha mendorong seluruh penduduknya lebih jauh ke selatan, namun masih ada lebih dari 700.000 orang yang tersisa.

Baca Juga: Tema Hari AIDS Sedunia 2023, Berikut Sejarah World AIDS Day yang Diperingati Setiap Tanggal 1 Desember

Israel memulai pengeboman tanpa henti di Gaza sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober ke Israel selatan oleh militan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.

Otoritas kesehatan Gaza lebih dari 15.000 orang telah dikonfirmasi tewas dalam serangan Israel, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, dan lebih banyak lagi yang dikhawatirkan tewas dan hilang di bawah reruntuhan.***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah