Diduga Dalangi Perbudakan Suku Maya, Bangkai Kapal La Union Ditemukan Usai Tenggelam 159 Tahun Lalu

- 19 September 2020, 07:55 WIB
Bangkai kapal yang terdeteksi sebagai La Union.
Bangkai kapal yang terdeteksi sebagai La Union. /The Guardian

PR DEPOK – Baru-baru ini seorang arkeolog di Meksiko menemukan transportasi yang berhasil diidentifikasi sebagai kapal yang membawa suku Maya ke perbudakan virtual pada tahun 1850-an.

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian, bangkai kapal uap roda dayung yang berbasis di Kuba ditemukan pada tahun 2017. Tetapi saat itu para peneliti belum dapat mengidentifikasi kapal tersebut.

Baru ketika para peneliti dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional memeriksa dokumen-dokumen kontemporer, mereka menemukan bahwa bangkai kapal tersebut adalah kapal “La Union”.

Kapal tersebut diketahui telah digunakan untuk merebut suku Maya selama pemberontakan yang terjadi tahun 1847-1901 dan dikenal sebagai “Perang Kasta”, untuk dijadikan pekerja di ladang tebu di Kuba.

Baca Juga: Terlanjur Beli Masker Scuba dan Buff? Ahli Sebut Bisa Tetap Dipakai Cegah Covid-19 dengan Cara Ini

Saat itu, perbudakan adalah hal yang ilegal di Meksiko.

Namun banyak operator kapal serupa menipu para suku Maya yang tidak memiliku tanah akibat konflik tersebut demi menandatangi kontrak sebagai pekerja.

Pada kenyataannya, orang-orang suku Maya ini tidak diperlakukan sebagai pekerja melainkan budak.

Sementara itu, kapal “La Union” mengalami ledakan dan tenggelam di pelabuhan Sisal di Yucatan pada September 1861 ketika dalam perjalanan menuju ke Havana.

Bangkai kapal yang ditemukan oleh para arkeolog ini diduga adalah kapal La Union berdasarkan sisa-sisa fisik kendaraan roda samping berlambung kayu.

Kayu-kayu tersebut menunjukkan tanda-tanda sempat terbakar dan boilernya meledak.

Selain itu, lokasi bangkai kapal juga bertepatan dengan laporan kontemporer tentang kecelakaan La Union pada tahun 1861, yang menewaskan setengah dari 80 awak kapal dan 60 penumpang di dalamnya.

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Masuk Babak Baru, Airlangga Hartarto: Hasil Diumumkan Pertengahan Oktober

Pada Oktober 1860, La Union sempat ditangkap di negara bagian Campeche karena kedapatan membawa 29 orang Maya, termasuk anak-anak berusia tujuh tahun.

Namun, penangkapan kapal tersebut tidak menghalangi La Union untuk melanjutkan perjalanannya, yang juga melibatkan pengambilan serat sisal dan pembayaran penumpang ke Kuba.

Hingga saat ini kepastian akan adanya suku Maya pada pelayaran terakhir kapal tersebut masih dipertanyakan karena ada kemungkinan mereka didaftarkan sebagai kargo, bukan sebagai penumpang.

Pihak La Union diduga berupaya menyembunyikan keberadaan suku Maya.

Terkait penemuan bangkai kapal ini, arkeolog, Helena Barba Meinecke, mencatat bahwa orang Maya yang ditangkap sering dikirim ke Kuba, dan banyak dari mereka yang tidak pernah kembali.

Baca Juga: Masa Krisis Covid-19 Diprediksi Hingga Desember 2020, Indonesia Siapkan 400 Juta Dosis Vaksin

“Setiap budak dijual kepada perantara seharga 25 peso, dan mereka menjualnya kembali di Havana seharga 160 peso, untuk pria, dan 120 peso untuk wanita,” tutur Helena.

Bangkai kapal La Union ditemukan sekitar 2 mil (3,7 km) dari pelabuhan Sisal di sekitar 22 kaki (7 m) air, setelah seorang nelayan setempat memimpin para arkeolog ke bangkai kapal tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x