Otoritas Turki Disebut Tahan 33 Orang Diduga Mata-Mata Israel

- 3 Januari 2024, 10:06 WIB
Otoritas Turki dikabarkan telah menahan 33 orang yang diduga merupakan mata-mata dan memiliki hubungan dengan dinas keamanan Mossad Israel.*
Otoritas Turki dikabarkan telah menahan 33 orang yang diduga merupakan mata-mata dan memiliki hubungan dengan dinas keamanan Mossad Israel.* /Pixabay/Lenzatic/

PR DEPOK - 13 orang masih dalam pengejaran dan diyakini memiliki hubungan dengan dinas keamanan Mossad Israel, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu Agency pada hari Selasa. Sebelumnya, Ankara telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan membiarkan Israel melakukan serangan terhadap Hamas di dalam batas wilayah Turki.

Para tersangka ditangkap dalam serangkaian razia di Istanbul dan tujuh provinsi lainnya dengan tuduhan merencanakan kegiatan yang melibatkan rekognisi dan pengejaran, penyerangan, dan penculikan terhadap warga negara asing yang tinggal di Turki, demikian dilaporkan oleh agensi tersebut.

"Kami tidak akan pernah membiarkan kegiatan mata-mata dilakukan terhadap kesatuan dan solidaritas nasional negara kami," kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al-Jazeera.

Anadolu tidak memberikan informasi mengenai para tersangka atau warga asing yang diduga menjadi target.

Baca Juga: PKH Kembali Cair Januari 2024, Ini Kategori dan Cara Cek Penerima Bansos

Laporan ini muncul beberapa minggu setelah kepala agen keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan dalam rekaman audio bahwa organisasinya siap menghancurkan Hamas di setiap tempat, termasuk di Lebanon, Turki, dan Qatar.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan Israel tentang konsekuensi serius jika melanjutkan ancamannya untuk menyerang pejabat Hamas di tanah air Turki.

Setelah bertahun-tahun tegang, Turki dan Israel bergerak menuju normalisasi hubungan pada tahun 2022 ketika mereka menghidupkan kembali hubungan diplomatik.

Namun, perdamaian tersebut cepat merosot selama perang Israel-Hamas, dengan Ankara menjadi salah satu kritikus paling tajam terhadap tindakan militer Israel di Gaza.

Baca Juga: TOP 8 Tempat Makan Sate dengan Rating Tinggi di Tasikmalaya, Daging Empuk dan Bumbu Gurih, Kunjungi Lokasinya

Awalnya, Israel menarik diplomatnya dari Turki karena kekhawatiran keamanan dan kemudian mengumumkan penarikan diplomatnya karena alasan politik, mengutip pernyataan yang semakin keras dari pejabat Turki. Turki juga menarik duta besarnya dari Israel.

Reaksi Erdogan terhadap perang Israel-Hamas awalnya cukup sederhana. Namun, pemimpin Turki itu sejak itu meningkatkan kritiknya terhadap Israel, menggambarkan tindakannya di Gaza sebagai mendekati genosida.

Ia telah menyerukan agar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, diadili atas kejahatan perang dan membandingkannya dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

Pemimpin Turki, yang pemerintahannya telah menjadi tuan rumah beberapa pejabat Hamas sebelumnya, juga mengatakan bahwa kelompok Palestina dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, berjuang untuk pembebasan tanah dan rakyatnya.

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, Macan Rabu, 3 Januari 2023: Ada Kabar Baik, Cobalah Hal Baru

Pada saat yang sama, beberapa melihat peningkatan penangkapan ini sebagai bagian dari dorongan politik menjelang pemilihan lokal pada bulan Maret.

Para analis mengatakan bahwa Presiden Erdogan ingin merebut kembali kendali atas Istanbul, Ankara, dan pusat-pusat ekonomi besar lainnya yang telah hilang oleh partainya, AK Party.

Penangkapan ini terjadi dalam gelombang penangkapan oleh pasukan keamanan Turki. Dalam dua minggu sebelum tahun baru, sekitar 500 orang yang diduga memiliki kaitan dengan kelompok bersenjata ISIL (ISIS) ditahan dalam razia di seluruh negeri.

Penangkapan ini diyakini sebagai bagian dari upaya pasukan keamanan Turki menjelang perayaan Tahun Baru. Serangan ISIL di Istanbul pada 1 Januari 2017 menewaskan 39 orang.

Baca Juga: Ngeunah Pisan Euy! 5 Rekomendasi Tempat Kuliner Bakso Terenak di Dago, Bandung

Dengan kebijakan luar negeri dan dinamika politik yang semakin rumit, masa depan hubungan Turki-Israel dan dinamika di Timur Tengah tetap menjadi fokus perhatian internasional.

Seiring dengan itu, kebijakan keamanan Turki juga diperketat menjelang perayaan Tahun Baru sebagai langkah preventif setelah serangan teroris ISIL di Istanbul pada tahun 2017.

Sementara kita menyaksikan perkembangan selanjutnya, peristiwa-peristiwa ini menunjukkan kompleksitas geopolitik yang terus berkembang di kawasan tersebut.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah