Netanyahu Tak Setujui Syarat Hamas Soal Pembebasan Sandera, Tekanan Semakin Besar

- 22 Januari 2024, 13:19 WIB
Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu saat menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Perdana Menteri di Yerusalem, 10 Desember 2023.
Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu saat menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Perdana Menteri di Yerusalem, 10 Desember 2023. / REUTERS/Ronen Zvulun/

PR DEPOK – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak persyaratan yang diajukan Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan sandera, termasuk penarikan total Israel dan membiarkan Hamas berkuasa di Gaza.

Pesawat Israel kembali membom Khan Younis di Jalur Gaza Selatan. Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan bahwa penolakan pemimpin Israel untuk mengakhiri serangan militer di Gaza berarti tidak ada peluang bagi kembalinya para tawanan (Israel).

“Sebagai imbalan atas pembebasan sandera kami, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kami dari Gaza, pembebasan semua pembunuh dan pemerkosa,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

“Dan membiarkan Hamas tetap utuh. Saya langsung menolak syarat penyerahan itu,” kata Netanyahu, dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Besok, 23 Januari 2024: Segala Sesuatu yang Kamu Ingin Dalam Karier, Akan Terwujud

Berdasarkan kesepakatan yang ditengahi pada akhir November oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir, lebih dari 100 dari sekitar 240 sandera yang disandera di Gaza selama serangan militan Hamas pada 7 Oktober dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di Israel.

Tekanan Soal Pembebasan Sandera

Sejak perjanjian itu berakhir, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menjamin pembebasan 136 sandera.

Kerabat para sandera yang melakukan protes di luar kediaman Netanyahu menuntut tindakan.

Baca Juga: Hilirisasi Jadi Kata Andalan Gibran Rakabuming di Debat Keempat Pilpres 2024, Apa Artinya?

“Kami membutuhkan pemerintah untuk segera memperbaiki masalah yang mereka timbulkan dan segera memulangkan para sandera ini,” kata Jon Polin, ayah dari Hersh Goldberg-Polin.

Netanyahu juga mengambil sikap yang lebih tegas terhadap isu kenegaraan Palestina dibandingkan sebelumnya.

“Saya tidak akan berkompromi mengenai kendali penuh keamanan Israel atas seluruh wilayah sebelah barat Sungai Yordan,” katanya.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia berbicara dengan Netanyahu tentang kemungkinan solusi untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka, dan menyarankan satu jalan yang bisa melibatkan pemerintahan non-militer.

Baca Juga: Beberapa Sentilan Ketiga Cawapres Saat Debat hingga Tingkah Gibran yang Jadi Sorotan Publik

Netanyahu muncul untuk menentang pernyataan Biden tentang negara Palestina setelah perang melawan Hamas di Gaza berakhir, karena kedua pemimpin tersebut tidak sepakat mengenai Palestina yang memiliki negara, sebuah solusi yang dianjurkan Biden untuk mencapai perdamaian jangka panjang.

Dalam pernyataannya pada hari Minggu, Netanyahu mengulangi bahwa dia akan menuntut kontrol keamanan penuh Israel atas seluruh wilayah barat Yordania.

Netanyahu mengatakan dia dengan tegas menentang tekanan internasional dan internal untuk mengubah posisi ini dan akan terus melakukannya.

“Desakan saya adalah hal yang selama bertahun-tahun menghalangi pembentukan negara Palestina yang akan menimbulkan bahaya nyata bagi Israel,” katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x