Minyak Squalene Digunakan untuk Vaksin, 250.000 Hiu Diprediksi Terancam Dibunuh Guna Penuhi Dosis

- 29 September 2020, 17:17 WIB
Ilustrasi ikan hiu.
Ilustrasi ikan hiu. /Andrea Bohl /Pixabay

PR DEPOK – Dalam upaya menemukan vaksin Covid-19 yang paling efektif, para ahli satwa liar mengklaim bahwa setengah juta hiu terancam dibunuh untuk dapat memproduksi penawar tersebut dalam jumlah banyak.

Seperti diketahui, Squalene merupakan minyak alami yang diproduksi di hati hiu.

Minyak alami ini biasanya digunakan sebagai obat dan sebagai bahan pembantu untuk meningkatkan efektivitas vaksin.

Dalam pengembangan beberapa vaksin Covid-19, minyak Squalene ini juga turut digunakan. Vaksin yang mengandung minyak alami dari hati hiu ini masih dalam masa uji coba.

Baca Juga: Usai 20 Tahun Bangkit, Kemiskinan Baru di Asia Timur dan Pasifik Diprediksi Mencapai 38 Juta Orang

Akan tetapi, jika vaksin lolos percobaan tersebut dan diproduksi massal di seluruh dunia, kelompok konservasionis Shark Allies meyakini akan ada sekitar 250.000 hiu yang harus disembelih agar setiap orang mendapatkan satu dosis vaksin.

Lebih lanjut, Shark Allies memperkirakan angka tersebut dapat berlipat ganda jika satu orang membutuhkan dua suntikan atau dosis vaksin.

Seperti yang disampaikan oleh pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies, Stefanie Brendl, yang menyoroti ketersediaan minyak alami hiu yang tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.

“Memanen sesuatu dari hewan liar tidak akan bertahan lama, terutama jika hewan liar tersebut merupakan predator yang tidak berkembang biak dalam jumlah besar,” tutur Brendl, dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Mirror.

Baca Juga: Usai 20 Tahun Bangkit, Kemiskinan Baru di Asia Timur dan Pasifik Diprediksi Mencapai 38 Juta Orang

Kendati demikian, Brendle menegaskan bahwa ia dan ahli satwa liar lain bukannya bermaksud menolak produksi vaksin Covid-19.

“Kami tidak mencoba memperlambat atau menghalangi produksi vaksin. Kami hanya meminta agar pengujian squalene non-hewani juga dilakukan agar dapat segera menggantikan squalene dari hati hiu,” tutur Brendl.

Lebih lanjut Stefanie Brendl juga mengingatkan agar manusia tidak bergantung pada sumber daya hewan liar.

“Dengan miliaran dosis yang dibutuhkan per tahunnya, selama beberapa dekade ke depan, sangat penting bagi kita untuk tidak bergantung pada sumber daya hewan liar,”

“Ini dapat merugikan spesies hiu dan hewan tersebut bukanlah rantai pemasok yang dapat diandalkan,” ujarnya.

Stefanie Brendl bersama dengan Shark Allies telah menyiapkan petisi online bertajuk “Hentikan Penggunaan Hiu dalam Vaksin Covid-19, Gunakan Opsi Jangka Panjang yang Ada”.

Baca Juga: Merambah Dunia Digital, BI Ganti Sistem Pembayaran SKNBI dengan Fast Payment pada 2021

Petisi tersebut menargetkan untuk mendapatkan tanda tangan sebanyak 10.000, dan hingga saat ini mereka telah memperoleh 9.500 tanda tangan.

Pihak Shark Allies mengklaim bahwa struktur kimia senyawa squalene pada hiu sama persis dengan squalene non-hewani.

Dengan begitu, kelompok konservasionis ini juga meyakini bahwa efektivitas yang dihasilkan squalene non-hewani dalam vaksin pun akan sama dengan yang berasal dari hiu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x