Pihak dokter semakin bingung dengan fakta bahwa kista tersebut tidak terbuat dari jaringan manusia.
Untuk memastikan apa sebenarnya yang mereka temukan pada otak wanita muda tersebut, pihak dokter memutuskan untuk melakukan tes lebih lanjut.
Hasil dari tes tersebut mengungkap bahwa kista tersebut mengandung larva cacing pita.
Baca Juga: Kemendes PDTT Berencana Lakukan Pendataan dan Inventarisasi Batik dari Seluruh Wilayah di Indonesia
Dengan temuan ini, dokter kemudian mendiagnosis wanita berusia 25 tahun itu mengidap neurocysticercosis.
Neurocysticercosis merupakan penyakit parasit yang terjadi ketika seseorang menelan telur mikroskopis dari cacing pita babi (Taenia solium).
Saat telur menetas, larva akan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak, otot, kulit dan mata, hingga akhirnya membentuk kista.
Dokter kemudian menjalankan operasi pengangkatan kista dan wanita muda itu tidak memerlukan perawatan lebih lanjut setelahnya.
Hingga saat ini, pihak dokter masih belum mengetahui darimana wanita tersebut dapat terinfeksi cacing pita babi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, siklus hidup cacing pita babi biasanya mengharuskan babi melakukan kontak dengan kotoran manusia sehingga infeksi paling sering terjadi di tempat dengan kebersihan yang buruk.