Network
PR DEPOK - Serangan Iran terhadap Israel yang terjadi pada Sabtu, 13 April 2024 merupakan serangan balasan terhadap serangan mematikan yang dilakukan Israel terhadap tempat diplomatik Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.
Serangan zionis tersebut telah menewaskan 16 orang, termasuk Komandan Quds Force dari Korps Penjaga Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammed Reza Zahedi, dan tujuh Perwira IRGC lainnya, serta menewaskan dua orang warga sipil.
Utusan tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa tindakan militer Iran tersebut sebagai tanggapan pembalasan yang diperbolehkan oleh PBB sesuai dengan pasal 51 Piagam PBB.
Pasal 51 Piagam PBB menyebutkan bahwa memperbolehkan untuk melakukan pertahanan yang sah sebagai bentuk pembelaan dalam menghadapi ancaman.
Baca Juga: Patroli Siber BPOM Ungkap Kondisi Terkini Peredaran Obat dan Makanan Ilegal, Ini Faktanya
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh IRNA, Perwakilan Iran di New York juga menyatakan bahwa Amerika Serikat dilarang untuk ikut campur dalam konflik yang terjadi antara Israel dan Iran.
Iran menyatakan akan membalas dengan serangan yang lebih parah jika Israel melakukan serangan balik terhadap Iran.
“Jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, balasan Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat, dan Amerika Serikat harus menjauhinya,” kata pernyataan tersebut.
Iran meluncurkan serangan militer ke Israel menggunakan ratusan drone kamikaze dan rudal pada Sabtu malam sebagai tindakan pembelaan terhadap upaya Israel yang ingin memperluas eskalasi perang yang terjadi di Timur Tengah.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Tempat Bakso Hits di Magelang, Baksonya Enak Banget! Ini Alamatnya
