Fenomena Beralihnya Karyawan yang Dirumahkan Menjadi Pekerja Seks, Rela Hanya Dibayar dengan Makanan

- 12 Oktober 2020, 14:19 WIB
Ilustrasi pekerja seks komersil.
Ilustrasi pekerja seks komersil. /Reading Titles/Pixabay
PR DEPOK - Usai berbulan-bulan diterpa pandemi, sejumlah karyawan yang sebelumnya bekerja di barber shop di Inggris beralih profesi ke dunia prostitusi demi bisa bertahan hidup dan terus menghasilkan uang setiap harinya.
 
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Daily Star, para karyawan itu mengaku terpaksa beralih profesi agar bisa membiayai kebutuhan keluarga selama barber shop tak diizinkan untuk beroperasi seperti sebelumnya.
 
CEO badan sosial Ugly Mugs yakni Raven Bowen mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak yang benar-benar serius terhadap sektor ekonomi bahkan membuatnya berada di jurang krisis.
 
Kondisi tersebut  membuat sebagian orang putus asa sehingga terpaksa menjajakan dirinya demi mendapatkan uang.
 
 
Menurur laporan Newcastle, sejumlah pihak kini mengkhawatirkan kesehatan dan kerentanan para karyawan yang beralih profesi menjadi pekerja seks.
 
Dilansir dari ChronicleLive, sejak bulan Maret lalu bahkan beredar iklan yang menawarkan jasa para pekerja seks ini. Petugas kepolisian bahkan sempat mengamankan mereka untuk selanjutnya diberi pembinaan.
 
 
Meski bisa menghasilkan uang melalui pekerjaan ini, tak lama daya beli masyarakat dilaporkan menurun drastis, ikut terdampak karena pekerja seks semakin marak bermunculan.
 
"Orang-orang beralih profesi menjadi pekerja seks karena mereka dan keluarganya membutuhkan uang untuk dapat bertahan hidup"
 
 
"Jika Anda memiliki banyak pekerja seks yang bersaing untuk mendapatkan jumlah pelanggan yang sama, Anda akan melihat negosiasi, dan ketika mereka bernegosiasi, saat itulah mereka mengalami kerugian," kata Bowen.
 
Meski bisa menyambung hidup, tetapi kesehatan jangka panjang para pekerja seks ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemerintah.
 
Beberapa dari mereka bahkan statusnya terdaftar sebagai wiraswasta sehingga bisa mengakses pinjaman dana dan kartu kredit lainnya.
 
Namun tak jarang, mereka juga harus berlomba mendapatkan pelanggan dengan cara menawarkan harga rendah.
 
 
"Saya pernah mendengar tentang wanita yang menawarkan jasa seksualnya hanya untuk beberapa pound, mungkin lima pound atau bahkan hanya diberi imbalan makanan," katanya.
 
Bowen mengaku khawatir bila fenomena ini terus berlanjut karena mereka sulit mendapatkan pekerjaan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x