Mundurkan Perhitungan Jam, Menteri di Norwegia Minta Maaf karena Tahun 2020 Jadi Satu Jam Lebih Lama

- 23 Oktober 2020, 12:33 WIB
Ilustrasi waktu.
Ilustrasi waktu. /Anncapictures/Pixabay

PR DEPOK – Tahun 2020 dianggap sebagai salah satu tahun yang paling menyedihkan oleh sebagian besar orang akibat adanya pandemi Covid-19.

Tak sedikit orang yang berharap agar tahun ini bisa cepat berlalu dan berganti menjadi tahun 2021.

Namun, apa jadinya jika justru tahun 2020 diperpanjang waktunya? Seperti yang terjadi di Norwegia.

Waktu di negara tersebut dimundurkan sebanyak 1 jam oleh menteri yang bertanggung jawab atas Daylight Saving Time di negara tersebut.

Baca Juga: Sony Hadirkan Netflix, Spotify, YouTube, dan Disney Plus Saat Peluncuran PS5 pada 12 November 2020

Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Iselin Nybo, yang salah satu tugasnya adalah menerapkan Daylight Saving Time, mengatakan bahwa jam akan diatur mundur satu jam pada Minggu pagi, sesuai dengan perubahan waktu tradisional.

“Sebagai menteri waktu, saya sangat menyesal bahwa tahun 2020 ini akan menjadi satu jam lebih lama. Ini sudah menjadi tahun yang sangat menuntut bagi banyak orang,” ujar Nybo ketika dimintai keterangan oleh media lokal Norwegia, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari UPI.

Meski menyadari bahwa banyak masyarakat yang kecewa atas pemunduran waktu ini, Nybo mengajak untuk melihat sisi positif dari bertambahnya waktu tahun 2020 ini.

Baca Juga: Diduga Depresi Akibat Tak Bisa Berinteraksi karena Pandemi, Pria 28 Tahun Mengakhiri Hidupnya

“Ketika kita menyetel waktu mundur ke belakang, kita akan mendapatkan waktu malam yang lebih lama. Dengan demikian, ketika kita terbangun di pagi hari, matahari telah terbit lebih tinggi di horison di jam yang seharusnya dia masih di bawah pada hari sebelumnya”

“Dengan begitu, kita akan mendapatkan pagi yang lebih cerah dari yang biasanya kita lihat,” tutur Iselin Nybo.

Sementara itu, parlemen Eropa telah memutuskan pada 2019 bahwa pihaknya mendukung proposal penghapusan perubahan Daylight Saving Time yang dilakukan dua kali dalam setahun, dan berencana untuk menghilangkan sistem perubahan waktu ini di tahun 2021.

Baca Juga: Aksi Penjambretan Hantui Pesepeda, Polisi Imbau Masyarakat Tidak Sendirian Bersepeda

Akan tetapi hingga saat ini, proposal tersebut belum diratifikasi oleh Dewan Eropa.

Di sisi lain, tahun 2020 dianggap sebagai salah satu tahun terkelam di seluruh dunia lantaran pandemi Covid-19 yang telah memakan banyak korban.

Tak hanya menyebabkan kematian pada manusia, pandemi Covid-19 ini juga berdampak besar pada perekonomian di sejumlah negara.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: United Press International


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah