PR DEPOK - Situasi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres), antara Donald Trump dan Joe Biden semakin memanas di akhir-akhir masa penghitungan suara.
Panasnya situasi tidak hanya terjadi dari aksi massa yang pro dan kontra terhadap penghitungan suara ataupun statement salah satu calon, namun kali ini datang dari hasil resmi penghitungan suara, tepatnya di negara bagian Georgia.
Pasalnya di negara bagian tersebut, terjadi selisih suara antara calon dari partai Demokrat, Joe Biden dengan calon petahana dari partai Republik, Donald Trump.
Baca Juga: Hanya Miliki Satu Helikopter Penyelamatan, Ratusan Korban Badai Eta Belum Dievakuasi
Selisih suara keduanya di negara bagian tersebut sangat tipis sehingga menyebabkan potensi diulangnya penghitungan suara.
Sebelumnya, dikabarkan hingga Jumat, 6 November 2020 pagi waktu setempat, Joe Biden unggul dengan selisih tipis, yakni lebih dari seribu suara.
Terkait dengan penghitungan ulang suara di negara bagian Georgia, Sekretaris Negara bagian Georgia, Brad Raffensberger menjelaskan, bahwa penghitungan ulang suara tersebut akan dilakukan secara terbuka dan transparan bagi pengawas.
Baca Juga: Paslon Pilkada Gunakan Media Daring Sebagai Wadah Kampanye, Pengamat: Malah Jadi Sarang Hoaks
"Proses (penghitungan ulang red.) ini terbuka dan transparan bagi pengawas," kata Brad Raffensberger seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.
Sementara itu, Manajer Penerapan Sistem Pemungutan Suara Georgia, Gabriel Sterling mengatakan terdapat 4.169 surat suara yang beredar di negara bagian tersebut.