Soal Wacana Impor Beras, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi: Kami Tegas Menolak

26 Maret 2021, 09:25 WIB
Selain karena musim hujan kemarin, isu impor beras penyebab turunnya harga gabah. /ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

PR DEPOK – Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menolak rencana impor beras dari luar negeri masuk ke daerahnya.

Penolakan itu disampaikan secara tegas oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat pada Kamis, 25 Maret 2021.

Sudrajat menjelaskan penolakannya terhadap impor beras, karena persediaan beras hasil produksi petani di daerahnya sudah sangat tercukupi.

Baca Juga: Diduga Sindir Moeldoko yang Jarang Muncul, Ossy Dermawan: 'Aku' Sedang Berusaha Pura-pura Tidak Tahu tapi Mau

“Kami tegas menolak rencana impor beras, karena persediaan beras hasil produksi petani di sini sudah sangat mencukupi bahkan berlebih, sehingga kami nilai Kabupaten Sukabumi tidak membutuhkan beras dari impor,” ujar Sudrajat dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Jumat, 26 Maret 2021. 

Penolakannya terhadap beras impor juga mengingat pada bulan Februari Kabupaten Sukabumi telah melakukan panen sawah yang luasnya mencapai 40.650 hektar.

Setiap hektar sawah yang dipanen menghasilkan produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 5,8 hingga 6 ton.

Setelah GKG diproses menjadi beras rata-rata beratnya berkurang 30 persen, sehingga dari data tersebut persedian beras di Kabupaten Sukabumi melimpah.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Kota Depok Jumat, 26 Maret 2021, Mulai Pukul 08.30 Hingga 16.30 WIB

Dengan begitu, persediaan beras di Kabupaten Sukabumi lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan warga setiap bulannya yakni hanya 21 ribu ton.

Selain panen bulan Februari 2020 yang menghasilkan persediaan beras cukup banyak, pada bulan Maret 2021 juga diprediksi luasan tanaman padi yang akan panen di Kabupaten Sukabumi akan mencapai 26 ribu hektare.

Dengan 26 ribu hektare itu, tentunya, bisa memenuhi kebutuhan beras untuk warga di Kabupaten Sukabumi bahkan bisa menyuplai beberapa daerah lainnya seperti Kota Sukabumi.

Serta, mengingat bahwa Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten dengan lahan pertanian terluas di Pulau Jawa dan Bali.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam hingga UBS di Pegadaian Jumat, 26 Maret 2021

Lahan pertanian di Kabupaten Sukabumi juga merupakan sawah dengan tadah hujan, sehingga petani bisa memanfaatkan musim hujan ini dijadikan momen percepatan penanaman padi.

"Pada tahun 2021 proses produksi lagi bagus-bagusnya karena hampir di seluruh sawah yang sedang ditanami padi, hama dan penyakit hampir tidak ada, ditambah produktivitas sangat baik sehingga hasil diperkirakan melimpah. Maka dari itu, kami anggap impor beras tidak perlu khususnya untuk Kabupaten Sukabumi," ujar Sudrajat.

Jika kita melihat dari sisi petani datangya beras impor ini bisa saja membunuh hasil kerja keras petani di Kabupaten Sukabumi.

Fakta di lapangan, gabah kering panen (GKP) hanya dibeli dengan harga Rp3.400/kg saja, padahal harga pembelian pemerintah (HPP) mencapai Rp4.200/kg dan untuk GKG hanya Rp4.500 padahal JPP yang ditetapkan Rp5.200.

Baca Juga: Bela Megawati yang Dicap Generasi Tua Politik, Ferdinand: Lebih Baik Politisi Generasi Tua, Bisa Mengayomi

Apalagi, lanjutnya, dengan datangnya beras impor bisa membuat harga GKP dan GKG semakin menurun.

Oleh sebab itu, Sudrajat menyebut pihak Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi meminta pemerintah pusat untuk tidak melakukan impor beras demi kebaikan semua pihak.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler