Ridwan Kamil Beri Klarifikasi: Sementara  Belum Ada Klaster Covid-19 Selama PTM Sekolah

26 September 2021, 16:00 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil. /ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar

PR DEPOK – Dengan banyaknya berita yang beredar mengenai ditemukannya klaster penyebaran Covid-19 usai Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil buka suara.

Menanggapi hal tersebut, Ridwan Kamil memberikan klarifikasi soal banyaknya berita yang beredar di media massa soal banyaknya klaster Covid-19 di sekolah.

Kemudian, Ridwan Kamil ini meminta Kemendikbud untuk  mengkoreksi penggunaan kata klaster.

Baca Juga: Putri Nia Daniaty Diduga Menipu Gurunya dalam Seleksi CPNS, Begini Kronologi yang Dipaparkan Korban

Secara tegas Ridwan Kamil menyatakan bahwa  sementara ini belum ada penyebaran klaster saat PTM di sekolah.

Hal ini disampaikan Ridwan Kamil dalam akun Instagram @ridwankamil pada Sabtu, 25 September 2021.

Sementara tidak/belum ada klaster Covid-19 selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah-sekolah di Jawa Barat,” ujar Ridwan Kamil seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Itulah hal yang ditegaskan beliau dalam unggahan akun Instagram pribadinya mengenai pemberitaan media yang beredar.

“Definisi “klaster” itu : jumlahnya banyak dan pusat penyebarannya di satu titik. Sudah diklarifikasi oleh Kemendikbud di slide ke-2,” tambahnya.

Dalam foto unggahan Instagramnya pada slide kedua yang berasal dari Kemendikbud bahwa terdapat empat miskonsepsi terkait pemberitaan klaster PTM terbatas.

Baca Juga: Azka Corbuzier Gandeng Sang Kekasih Double Date Sama sang Ayah, Deddy Corbuzier Angkat Jempol

Empat miskonsepsi terkait pemberitaan klaster PTM terbatas, yakni :

  1. Angka 2,8 % satuan pendidikan itu bukanlah data klaster Covid-19, tetapi data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular Covid-19.

Sehingga lebih dari 97 % satuan pendidikan tidak memiliki warga sekolah yang pernah tertular Covid-19.

  1. Data 2,8 % belum tentu juga penularan Covid-19 terjadi di satuan pendidikan.

Data tersebut didapatkan dari laporan 46.500 satuan pendidikan yang mengisi survey dari Kemendikbud Ristek.

  1. 2,8 % satuan pendidikan yang diberitakan itu bukanlah laporan akumulasi dari kurun waktu satu bulan terakhir, tetapi 14 bulan terakhir sejak tahun lalu yaitu bulan Juli 2020.
  1. Isu yang beredar mengenai 15.000 (lima belas ribu) siswa dan 7.000 (tujuh ribu) guru positif Covid-19 berasal dari laporan yang disampaikan oleh 46.500 satuan pendidikan yang belum diverifikasi.

Baca Juga: Barcelona vs Levante di Liga Spanyol Malam Ini: Jadwal, Prediksi Susunan Pemain, dan Link Live Streaming

Sehingga, masih ditemukan kesalahan, misalnya, kesalahan input data yang dilakukan satuan pendidikan seperti laporan jumlah guru dan siswa positif Covid-19 lebih besar daripada jumlah total guru dan siswa pada satuan pendidikan tersebut.

Yang terjadi adalah, itu jumlah sekolah yang melaporkan dari dulu sampai sekarang, yang warga sekolahnya yang pernah terpapar covid. Bisa di rumahnya, bisa di tempat publik non sekolah lainnya,” ucap Gubernur yang sering dipanggil Kang Emil ini.

Jawa Barat juga sudah konsisten selalu tertinggi dalam penyuntikan dosis vaksin harian di Indonesia. Termasuk memprioritaskan warga sekolah baik tenaga pendidikan dan siswanya,” tambahnya lagi.

Jadi untuk pemberitaan yang sudah dikemukakan oleh media massa merupakan kesalahpahaman penggunaan kata kluster dan dari kesalahpahaman penjabaran data yang ada. ***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Instagram @ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler