Kota Tasikmalaya Jadi yang Termiskin di Jawa Barat, Belum Diketahui Penyebabnya

14 Februari 2020, 09:03 WIB
DERETAN lapak pedagang kaki lima menutup pertokoan dan memenuhi badan Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Dorongan penataan PKL Cihideung terus mengemuka.* /BAMBANG ARIFIANTO/PR/

PIKIRAN RAKYAT - Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, jumlah penduduk miskin Jawa Barat tercatat sekira 3,6 juta jiwa atau 7,45 persen dari total penduduk yang mencapai 48,68 juta jiwa.

Kota Tasikmalaya jadi wilayah dengan presentase penduduk miskin tertinggi di Jawa Barat, 12,71 persen.

Penduduk miskin di Tasikmalaya mencapai 84.220 jiwa dari total penduduk sebanyak 662.000 jiwa. Mereka hidup dalam garis kemiskinan dengan pendapatan per kapita sekira Rp 368.000 atau berbekal sekira Rp 10.000 untuk bertahan hidup setiap harinya. 

Kendati jurang kemiskinan masih menganga, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengklaim telah berhasil menurunkan penduduk miskin sesuai target yaitu 1 persen setiap tahun.

Baca Juga: Mengeluh Sesak Nafas Sepulang dari Malaysia, 1 Warga Maluku Diduga Terjangkit COVID-19

Baca Juga: Milea: Suara dari Dilan, Menyelami Dilan dan Geng Motornya Lebih Dalam

“Sejak saya menjabat pada 2017, angka kemiskinan turun jadi 11,6 persen pada 2019. Berarti, setiap tahunnya turun 1 persen. Sementara target kami adalah turun hingga 5 persen sebelum akhir periode 2022,” katanya di sela-sela Forum Silaturahmi Masyarakat Jawa Barat yang diselenggarakan Pikiran Rakyat bersama Pemprov Jabar di Jakarta, Rabu 12 Februari 2020.

Dengan target penurunan satu persen setiap tahun, kemungkinan besar Kota Tasikmalaya tetap menjadi kota dengan penduduk miskin terbanyak di Jawa Barat.

Sebab, presentase penurunan penduduk miskin diprediksi sekira 8 persen pada 2022, bila merujuk target yang diucap sang wakil wali kota.

Baca Juga: Daftar Lengkap WNI yang Diobservasi di Natuna Terkait Virus Corona

Angka tersebut persis dengan presentase penduduk miskin di Kota Cirebon pada 2018 lalu, dan tentu akan menukik turun tiap tahunnya menyusul tren penduduk miskin di setiap kota di Jawa Barat yang selalu turun setiap tahun.

Meski sudah memasuki separuh masa jabatan, Yusuf belum mengetahui pasti penyebab menjamurnya kemiskinan. “Kami belum tahu pasti, hitungan dari BPS tak sebut apa faktornya,” ucapnya.

Kendati tak paham mengapa kemiskinan mendera kotanya, dia meyakini program wirausaha sebagai salah satu cara ampuh pengentasannya.

“Kami punya ekspektasi mencetak 1.000 wiraswasta setiap tahunnya, selain mengandalkan program pemprov Jawa Barat,” kata Yusuf.

Dia juga ingin setiap penduduk miskin yang mendapat program dari Pemprov Jawa Barat seperti program keluarga harapan (PKH), dan bantuan pangan nontunai (BPNT) untuk mengadu nasib sebagai wiraswasta.

”Itu yang bisa kami lakukan, karena selama ini belum ada arahan personal dari Pak Gubernur untuk mengentaskan kemiskinan. Kami masih mengekor kebijakan pusat,” ucapnya.

Masalah kemiskinan di kota Tasikmalaya jadi hal serius seiring mulai menjamurnya penduduk miskin sejak 2008. Saat itu, presentase kemiskinan di Kota Tasikmalaya mencapai 26,08 persen.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Tags

Terkini

Terpopuler