Kasus Positif Masih Tinggi, Satgas Covid-19 Jawa Barat Ungkap Penyebabnya

6 November 2020, 16:11 WIB
Ilustrasi Kota Depok. /PMJ News/Hdi/PMJ News

PR DEPOK - Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020 silam, jumlah kasus virus corona hingga saat ini terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Makarim Sebut Pendidikan Karakter Miliki Tujuan Wujudkan Pelajar Pancasila

Hingga saat ini para ilmuwan dunia tengah berjibaku untuk menemukan vaksin virus tersebut.

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar), Daud Achmad mengakui angka kasus positif aktif Covid-19 di wilayahnya terbilang tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lainnya.

Dirinya menyebutkan, tingginya mobilitas maupun aktivitas masyarakat di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) menjadi salah satu penyebab naiknya angka kasus positif aktif Covid-19 di Jawa Barat.

Baca Juga: Kalah dari Lille di Liga Eropa, Rekor Tak Terkalahkan AC Milan dalam 146 Hari Terpatahkan

Mengingat Bodebek merupakan episentrum penyebaran Covid-19 yang juga berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta.

"Kita tahu semua bahwa episentrum Covid-19 di Jawa Barat adalah Bodebek. Bodebek itu tidak terlepas dari DKI Jakarta, mobilitas orang, orang DKI maupun Bodebek pergi ke DKI, pulang ke Bodebek. Nah disini masih tetep ada 70 persen kasus aktif itu berada di sana dengan pergerakan orang yang relatif lebih banyak dan banyak," katanya seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), kasus positif aktif Covid-19 di Jawa Barat hingga Kamis, 5 November 2020 malam, bertambah 627 kasus tercatat 10.062 kasus, bertambah sekitar 627 kasus.

Baca Juga: Pilpres AS 2020 Memanas, Pendukung Trump-Biden Menyerukan 'Stop The Count!' dan 'Count The Votes!'

Daud juga mengatakan, selain tingginya mobilitas masyarakat di wilayah Bodebek, pemerintah Provinsi Jabar saat ini tengah melakukan pengecekan data pasien sembuh yang menjalani isolasi mandiri tercatat dengan baik atau tidak.

Sedangkan pasien yang sembuh di rumah sakit, otomatis sudah tercatat dengan baik.

"Satgas sedang berupaya mengsinkronkan data. Jadi data-data kesembuhan, angka ini masih terus kita cek ke kabupaten/kota. Yang sembuh dari rumah sakit atau pusat isolasi itu pasti tercatat. Ini kita masih konsolidasi apakah yang isolasi mandiri sudah tercatat atau belum, sembuhnya. Seandainya yang isolasi mandiri ini luput dari pencatatan, luput dari pelaporan, tentunya angka yang aktif ini pasti maasih tinggi," ujarnya.

Baca Juga: Sebut Kualitas DAS Citarum Membaik, DLH Jawa Barat: Hanya Selesaikan Masalah Limbah Feses

Sementrara itu juga, data Pikobar hingga Jumat 6 November 2020 pukul 13.00 WIB, pasien sembuh maupun selesai isolasi bertambah 380 orang, adapun totalnya 27.728 sedangkan meninggal dunia bertambah 9 orang menjadi 761 orang.

Daud juga kembali mengingatkan masyarakat, untuk tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan seperti 3M (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan Menjaga jarak).

Selain itu, dengan perkembangan saat ini dimana sudah diperbolehkan kegiatan di dalam ruangan, Daud juga mengimbau agar tetap menggunakan prosedur Ventilasi, Durasi dan Jaga jarak (VDJ).

Baca Juga: Dinilai Sukses Tangani Covid-19 di Indonesia, WHO Undang Terawan Agus Putranto

"Perhatikan juga, kini sudah banyak kegiatan di dalam ruangan. Ada protokol kesehatannya juga yakni VDJ, jadi harus memperhatikan ventilasi udaranya diruangan itu, kemudian durasi pada saat kita melakukan pertemuan didalam ruang dan tetap juga diatur jaga jaraknya," tutur Daud.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler