Abaikan Protokol Kesehatan, Satgas Covid-19 Sayangkan Sejumlah Kegiatan Rizieq Shihab

15 November 2020, 10:12 WIB
Habib Rizieq membangun masjid di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jumat 13 November 2020 //Yudhi Pemana//Isu Bogor

PR DEPOK – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pusat menilai kegiatan Maulid Nabi serta panitia perayaan pernikahan putri Rizieq Shihab tak patuh pada protokol kesehatan (prokes).

Diketahui, banyak orang yang mengabaikan prokes seperti menjaga jarak, menggunakan masker dan lainnya.

Baca Juga: Perbaikan Sistem Keuangan, OJK Sebut Pencegahan Kasus Korupsi di Maluku Utara Tunjukan Kian Membaik

Demi mencegah dampak negatif yang lebih buruk pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 memberikan bantuan berupa masker kain, masker medis dan handsanitizer.

Sejumlah bantuan tersebut diberikan meskipun para warga melanggar prokes yang berlaku.

Bantuan itu diberikan ke pengelola dan panitia kegiatan agar mereka terhindar dari virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Bank Dunia Sebut Akses Listrik Naik, Kementerian ESDM: Investasi di Indonesia Kian Meningkat

Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan banyak sekali masyarakat yang mengabaikan prokes.

"Setelah beberapa hari terakhir, kita menyaksikan sejumlah aktivitas yang dihadiri oleh Habib Rizieq Shihab. Banyak masyarakat yang mengabaikan prokes seperti tidak menjaga jarak dan menggunakan masker. Dan hal ini yang sangat kita sayangkan," kata Doni seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Tidak hanya itu, dirinya juga menegaskan bahwa sebelumnya setiap pakar dan pimpinan, baik di tingkat pusat maupun daerah telah mengingatkan akan pentingnya menerapkan prokes untuk memutus penularan Covid-19.

Baca Juga: Lebih dari 10 Karyawan Terpapar Covid-19, PLTU Cirebon Tegaskan Kegiatan Operasional Terus Berlanjut

Doni juga mengingatkan bahwa Covid-19 dapat menjadi mesin pembunuh bagi mereka yang masuk dalam kategori usia lanjut serta mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas.

"Mungkin bagi mereka yang usia muda dan sehat, jika terpapar Covid-19 relatif bisa sembuh dalam waktu yang tidak lama. Namun, pengalaman kita selama ini ketika yang terpapar itu lansia dan penderita komorbid maka risikonya sangat fatal. Saya ulangi lagi, sangat fatal," ujarnya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, terdapat tren kasus klaster keluarga yang meningkat dari orang tanpa gejala yang menulari keluarganya di rumah.

Baca Juga: Kembali Terjadi, Seorang Anggota TNI Jadi Korban Begal Saat Bersepeda

Menurutnya, hal tersebut perlu diantisipasi agar ke depannya tidak terjadi hal serupa.

"Tidak sedikit saudara-saudara kita yang kelompok rentan, yaitu lansia dan penderita komorbid ini akhirnya wafat, akhirnya meninggal dunia karena tertular dari keluarga yang tidak ada gejala," ucapnya.

Lebih lanjut, Doni juga menuturkan bahwa pemberian bantuan tersebut dilakukan untuk menegakkan aturan pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Ingin Berikan Respon Cepat untuk Warga, Bupati Bekasi Minta Perangkat Daerah untuk Aktif di Medsos

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala BNPB ini berharap bantuan tersebut kemudian dapat digunakan sebagaimana mestinya sehingga penularan virus dapat dicegah.

"Maka dari itu, pemberian bantuan berupa masker dan juga handsanitizer kepada panitia bukan hanya untuk menegakkan prokes di lingkungan tersebut, tetapi juga bagian dari upaya untuk mengajak seluruh komponen yang ada di sekitarnya agar mau menggunakan masker," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler