Rasi: Kuliner Khas Cimahi, Berikut Sejarah dan Cara Menyajikannya

- 1 Desember 2023, 12:53 WIB
Simak informasi seputar Rasi, kuliner khas Cimahi.
Simak informasi seputar Rasi, kuliner khas Cimahi. /Pixabay

PR DEPOK - Rasi, atau beras singkong, menjadi makanan pokok yang sangat penting bagi masyarakat Kampung Cirendeu di Kecamatan Cimahi Selatan, Provinsi Jawa Barat.

Sejak tahun 1924, masyarakat ini telah mengadopsi pola pangan nonberas, menggantikan nasi beras dengan nasi singkong. Keputusan ini tidak hanya bersifat praktis, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang turun-temurun.

Menurut Patriasih, dkk. (2011), larangan mengonsumsi nasi beras atau bahan-bahan yang terbuat dari beras di Kampung Cirendeu telah berlangsung sejak tahun 1918, sebagaimana dilansir dari Warisan Budaya Kemdikbud.

Pada masa penjajahan Belanda, kampung ini mengalami kesulitan pasokan beras karena kekeringan dan padi menjadi langka.

Baca Juga: Favorit Warga Garut dan Wisatawan, Ini 6 Tempat Wisata Hits dan Populer di Garut yang Wajib Anda Kunjungi

Di tengah krisis ini, seorang sesepuh kampung, Aki Haji Ali, mencari bantuan di Kesultanan Cirebon. Meskipun yang diperoleh bukan ilmu menanam padi, melainkan petuah-petuah lokal yang telah dikenal luas oleh masyarakat Sunda.

Petuah tersebut, "Teu nanaon teu boga huma ge asal boga pare. Teu nanaon teu boga pare ge asal boga beas. Teu nanaon teu boga beas ge asal bisa ngejo. Teu nanaon teu bisa ngejo ge asal bisa nyatu. Teu nanaon teu bisa nyatu ge asal bisa hirup," mendorong masyarakat Cirendeu untuk tidak tergantung pada beras sebagai makanan pokok. Mereka meyakini bahwa beras bersifat duniawi dan dapat mempengaruhi kehidupan pemakannya.

Rasi, yang diistilahkan sebagai sangueun atau bahan untuk membuat nasi, menjadi simbol kemerdekaan lahir dan batin bagi warga Cirendeu. Selain itu, penggunaan Rasi juga memperkuat nilai-nilai sosial seperti saling menghargai, tolong-menolong, dan gotong royong.

Sistem sosial masyarakat Cirendeu menekankan pentingnya memberi makanan, terutama Rasi, kepada sesama, seiring dengan keyakinan bahwa meninggalkan seseorang tanpa makanan dianggap dosa.

Baca Juga: 6 Penjual Mie Ayam di Majalengka Jawa Barat, Salah Satunya Mie Ayam Jamur yang Enak dan Lezat!

Berdasarkan pedoman gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan, Rasi memiliki nilai nutrisi yang setara dengan nasi beras. Proses pembuatannya melibatkan langkah-langkah seperti merendam, mengeringkan, dan memasak ketela hingga menjadi beras singkong.

Lokasi pembuatan Rasi, yang disebut pawon atau dapur, merupakan bagian penting dalam menjaga keaslian tradisi.

Proses ini dimulai dengan persiapan singkong atau ketela yang telah dipanen di ladang. Singkong kemudian mengalami proses pengupasan dan pencucian menyeluruh guna memastikan kebersihan bahan baku.

Langkah berikutnya adalah merendam ketela selama satu malam, sebuah tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan racun sianida yang mungkin terkandung dalam ketela.

Baca Juga: Lamak Bana! 5 Bakso Paling Lezat di Payakumbuh

Setelah melalui tahapan perendaman, ketela kemudian digiling atau diparut, diikuti dengan proses penirisan. Proses penirisan ini dilakukan untuk menghilangkan kelebihan air dan mempersiapkan ketela untuk proses pengeringan selanjutnya.

Tahap berikutnya adalah menjemur ketela di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Proses pengeringan ini menjadi langkah krusial dalam menciptakan tekstur khas Rasi dan dalam menjaga daya tahan produk.

Terakhir, setelah ketela sepenuhnya kering, dilakukan proses memasaknya hingga menjadi beras singkong atau yang kita kenal sebagai Rasi

Cara penyajian Rasi tidak jauh berbeda dengan nasi beras. Biasanya, Rasi disajikan dengan ayam goreng, tahu, lalaban, dan sambal sebagai pelengkapnya.***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah