Rawan Tidak Didukung pada Pilkada Depok 2020, Mohammad Idris: Saya Masih Cinta PKS, Semoga Masih Diterima

11 Maret 2020, 16:26 WIB
Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat ditemui Pikiranrakyat-depok.com usai meluncurkan uji KIR berbasis elektronik di kantor Dinas Perhubungan Kota Depok pada Rabu, 11 Maret 2020.* /Amir Faisol/PR

PIKIRAN RAKYAT - Mohammad Idris yang saat ini masih menjabat sebagai Wali Kota Depok mengaku masih mencintai Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai yang dikendarainya pada periode pertamanya bersama Pradi Supriatna.

Kecintaannya terhadap PKS disampaikannya kepada Pikiranrakyat-depok.com saat ditemui usai meluncurkan uji KIR berbasis elektronik di kantor Dinas Perhubungan Kota Depok pada Rabu, 11 Maret 2020.

"Pengalaman saya pribadi secara ideologis. Kalau pribadi ya kalau masalah kelembagaan itu hak mereka kalau secara pribadi saya masih cinta PKS semoga cinta saya masih diterima," kata Mohammad Idris.

Kalau pun cintanya ditolak PKS, Mohammad Idris mengaku siap mencari partai lain untuk mendukungnya di putaran kedua pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok, September mendatang.

Baca Juga: Perlu Koordinasi Tangani Kasus Virus Corona, Mohammad Idris: Jangan Sampai Ada yang Merasa Paling Berjasa 

Komunikasi dengan partai-partai lain sudah dilakukan untuk mendukung kelancaran strategi politiknya, mempertahankan lima tahun kekuasaannya sebagai kepala daerah di Kota Belimbing ini.

Idris mengaku intens membangun komunikasi dengan sekira lima partai di luar PKS menjelang Pilkada September mendatang.

Dia pun percaya diri, pada Pilkada Kota Depok di putaran kedua nanti sudah mengantongi sekira ratusan ribu suara yang siap memilih dalam pemilu mendatang.

"Tapi saya cinta partai lain. Kita gabung sama-sama yang penting Depok maju. Kita semua mau memajukan Depok," katanya.

Baca Juga: 4 Hari Mayat di Depok Membusuk di Kamarnya, Polisi Temukan Korban dalam Kondisi Membengkak 

Lebih lanjut, Idris mengklaim tidak perlu mengeluarkan mahar, maju dalam Pilkada 2020 September mendatang.

Idris mengklaim tidak ingin menjadi pemimpin yang sibuk mencari keuntungan untuk membayar utang setelah menjabat.

"Kalau argo, saya bilang kalau kita mampu, ayo kita pakai kendaraan (re: partai politik), kalau enggak mampu jangan maksakanlah jangan sampai jadi pemimpin, utang kita numpuk. Yang kita pikirkan bukan bagaimana bayar utang tapi yang dipikirkan bagaimana menyejahterakan masyarakat," kata dia dalam sebuah analogi.

Sebelumnya, PKS berencana untuk melakukan kembali survei elektabilitas bagi ketiga bakal calon Wali Kota Depok 2020 pada akhir Maret sebagai langkah strategis politik menjelang Pilkada pada September mendatang.

Baca Juga: Mohammad Idris: Kalau Depok Berhasil Jadi Smart City, Pasti Bekasi dan Tangsel Senang 

Ketua DPD PKS Kota Depok, Moh. Hafid Nasir menyampaikan survei ini dilakukan setelah partainya melakukan gerilya melalui dialog publik di 11 kecamatan dalam beberapa bulan terakhir.

Hafid menyatakan dari survei tersebut akan dilihat data-data secara statistik apakah elektabilitas ketiga bakal calon di antaranya Farida Rahmayanti, Imam Budi Hardono, dan termasuk dirinya mengalami peningkatan atau bahkan menurun.

Menurutnya, hasil survei pada bulan Maret mendatang bukan menjadi keputusan akhir dari PKS untuk tetap mengusung ketiga bakal calon yang berasal dari internal partai atau bahkan tetap mengusung petahana, Mohammad Idris.

Baca Juga: Kejar Identitas Smart City, Mohammad Idris Luncurkan Program Uji KIR Berbasis Elektonik 

Oleh karena itu, DPD PKS Kota Depok juga akan menggunakan survei sebagai parameter untuk tetap mempertahankan Mohammad Idris atau bahkan mendepaknya di pemilihan September mendatang.

"Tidak bisa ditentukan di Maret keputusan final hak mutlak DPP. Tapi kita lakukan survei di petahana juga untuk menentukan beberapa tokoh yang muncul temasuk tiga balon," tutur Hafid.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler