Sejumlah Pabrik Masih Beroperasi, Pemkot Depok Pantau Penerapan Protokol Kesehatan

7 April 2020, 16:45 WIB
PEGAWAI pabrik berbaris berjarak sebelum memasuki pabrik, di kawasan Sukaluyu, Bandung pada Sabtu, 4 April 2020. * /Shofira Hanan/"PR"/

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah pabrik di Kota Depok masih beroperasi di tengah pandemi Covid-19 meskipun sudah dikeluarkan surat edaran untuk bekerja di rumah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Depok, Manto Jorghi menyebut pabrik-pabrik terus dipantau dan memang rata-rata masih menjalani pengecekkan protokol kesehatan seperti cek suhu dan penyediaan hand sanitizer.

Manto mengakui dalam surat edaran itu memang tidak ada desakan yang mewajibkan perusahaan untuk tutup dalam menanggapi pandemi Covid-19.

Langkah ini juga diambil atas berbagai pertimbangan salah satunya adalah kondisi perusahaan yang bisa berpotensi merumahkan para karyawan.

Baca Juga: Saat Lockdown, Seekor Badak Asyik Telusuri Jalan Nepal yang Sepi 

Demikian disampaikan Manto Jorghi kepada Pikiranrakyat-depok.com saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Senin, 6 April 2020 kemarin malam.

"Kalau kita tutup semua, kolaps semua nanti, karyawan siapa yang gaji?," kata Manto Jorghi sembari khawatir.

Manto menilai memang tugas pekerja pabrik sebagian di antaranya tidak bisa didelegasikan dari rumah.

Hanya beberapa perusahaan di Depok akhirnya memutuskan untuk menerapkan sistem kerja dari rumah sekitar 60-70 persen pegawai di bidang manajerial.

Sementara para pekerja pabrik tetap masuk dengan sistem shift dan protokol pencegahan penularan Covid-19.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Hoaks, WhatsApp Kembali Batasi Pesan yang Diteruskan 

"Karena saya khawatir kalau tutup semua kalau di rumahkan 50 persen bayar gajinya. Kasihan juga karyawannya," ujar Manto.

Saat ini meski pemerintah memberikan imbauan agar perusahaan memberlakukan kerja di rumah namun tidak berlaku bagi para perusahaan esensial.

Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya ada pabrik Kimia Farma dan Bayer misalnya, di Jalan Raya Bogor yang tetap buka.

Lebih jauh, Manto memaparkan dampak Covid-19 sangat besar bagi keberlanjutan perusahaan.

Saat ini memang baru toko swalayan, Ramayana yang sudah mengonfirmasi akan melakukan PHK bagi sejumlah karyawan organik di perusahaan tersebut.

Baca Juga: Tangani Pasien, RS Bhayangkara Brimob Butuh 1.400 APD dalam Sehari 

"Baru Ramayana Depok yang melaporkan secara resmi keputusan PHK terhadap karyawannya dan para pegawai gerai-gerai yang titip-jual melalui Ramayana Depok," ungkapnya.

Toko Swalayan, Ramayana yang berlokasi di Jalan Margonda Raya, Pancoran Mas, Kota Depok secara resmi menutup gerainya lantaran sepi imbas pandemi corona.

Penutupan ini berimbas terhadap sekira 87 karyawan organik di Ramayana yang terpaksa harus dirumahkan atau terkena pemutusan harapan kerja (PHK).

Kepala Store Manager, Nukmal Amdar mengonfirmasi sejak kemarin Senin, 6 April 2020 Ramayana telah resmi tutup, tidak ada lagi kegiatan operasional.

Baca Juga: Imbas Corona, Sri Mulyani Kaji Ulang Pemberian THR dan Gaji Ke-13 ASN 

Dia juga membenarkan bahwa saat ini ada sekira 87 karyawan tetap PT Ramayana yang harus dirumahkan.

Proses pemanggilan karyawan yang di PHK tersebut masih dalam proses sembari menunggu arahan dari pihak manajemen pusat.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler