Jokowi Sebut Indonesia Berpotensi Jadi Raksasa Digital Setelah China dan India

- 22 Oktober 2021, 08:45 WIB
Presiden Joko WIdodo (Jokowi).
Presiden Joko WIdodo (Jokowi). /Instagram/@jokowi

PR DEPOK – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari yang lalu sempat berujar bahwa Indonesia berpotensi menjadi raksasa digital setelah China dan India.

Menurut Jokowi, potensi tersebut akan tercapai jika dilakukan pengawalan secara tepat dan cepat, sehingga dapat membawa kemajuan pada ekonomi Indonesia.

Bahkan, bisa membawa Indonesia menjadi ekonomi terbesar dunia ketujuh di tahun 2030 mendatang.

Baca Juga: Jelang Tiga Balapan Terakhirnya di MotoGP, Valentino Rossi: Merupakan Momen yang Menyedihkan

“Jika kita kawal secara cepat dan tepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah China dan India, dan bisa membawa kita menjadi ekonomi terbesar dunia ketujuh di 2030,” ujar Jokowi dalam Instagram @narasinewsroom seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jum’at, 22 Oktober 2021.

Jadi harus bagaimana agar Indonesia menjadi raksasa digital dunia?.

Bila dilihat dari potensi manisnya ekonomi digital di Indonesia pada 2020 tumbuh 11% jika dibandingkan dengan 2019.

Nilai kontribusinya pada perekonomian mencapai sebesar 44 miliar US dollar atau sekitar Rp.619 trilliun.

Tapi tunggu dulu itu baru dilihat dari sisi manisnya potensi Indonesia akan menjadi raksasa digital didunia.

Namun bagaimana jika dilihat dari sisi pahitnya, agar bisa menjadi gambaran langkah mana yang harus diambil untuk mengembangkan ekonomi digital raksasa ini.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di Indosiar 22 Oktober 2021: Konser Spesial Iwan Fals Tayang Pukul 22.30 WIB

Sudah diketahui jelas bahwa infrastruktur dasar digital masih belum merata.

Untuk pulau Jawa sendiri sudah bisa dikatakan maju karena infrastrukturnya sudah hampir merata.

Tetapi untuk wilayah diluar Jawa dan wilayah timur masih terjadi ketimpangan Infrastruktur.

Ketimpangan terjadi bukan hanya dari segi infrastruktur saja, tetapi dari segi ekonomi kaya dan miskin, hanya 28,3% penduduk berpenghasilan rendah yang mampu mengakses fasilitas internet.

Literasi budaya digital juga membawa dampak yang buruk, kurangnya keterampilan dalam literasi budaya digital membawa risiko yang besar bagi penggunanya.

Melihat dari setiap aspek diatas bisakah Indonesia merealisasikan potensi tersebut dalam jangka waktu sepuluh tahun mendatang.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Instagram @narasinewsroom


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x