Network
Tawuran yang terjadi pada 15 Oktober 2019 ini berlokasi di sebuah sekolah menengah kejuruan. Sangat disayangkan karena tawuran ini merupakan tawuran atas dasar 'balas dendam' dari tawuran yang sempat terjadi sebelumnya dengan kubu yang sama.
Tempat menimba ilmu di kawasan Jalan Pitara Raya, Jembatan Serong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok itu menjadi saksi tewasnya 3 orang pelajar dalam satu waktu dan hancurnya gudang sekolah oleh oknum yang mengikuti aksi tawuran.
Pihak Polresta Depok kemudian menetapkan lima orang pelaku. Tiga di antaranya ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan yang bertanggung jawab atas kematian korban, sementara dua yang lain adalah tersangka perusakan gedung sekolah.
Atas kejadian itu, polisi menjerat tersangka dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan Pasal 80 ayat (3) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Baca Juga: Pemerintah Depok Luncurkan Aplikasi SIGAP untuk Jangkau Pengaduan Masyarakat
Jalan Margonda Raya
Tawuran yang melibatkan beberapa pelajar SMA yang masih mengenakan celana abu-abu ini terjadi pada 13 Januari 2020 dan sempat melakukan aksi kejar-kejaran hingga ke Mall Plaza Depok.
Tawuran ini sempat menjadi buah bibir masyarakat Depok lantaran videonya viral dibagikan di sosial media.
Atas kejadian tersebut Polres Metro Depok melakukan razia ke dua sekolah yang terlibat tawuran, pihaknya berhasil mengamankan delapan orang pelajar dari dua sekolah tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Depok Luncurkan Aplikasi SIGAP untuk Jangkau Pengaduan Masyarakat
Kecamatan Pancoran Mas
Kasus tawuran antar pelajar menengah atas teranyar tahun ini terjadi pada 30 Januari 2020 tepatnya setelah waktu magrib. Berdasarkan keterangan dari Kapolres Metro Depok, Kombes Pol. Azis Andriansyah, peristiwa tawuran terjadi selepas maghrib di wilayah Pancoran Mas.
