Baca Juga: 4 Hari Mayat di Depok Membusuk di Kamarnya, Polisi Temukan Korban dalam Kondisi Membengkak
Lebih lanjut, Idris mengklaim tidak perlu mengeluarkan mahar, maju dalam Pilkada 2020 September mendatang.
Idris mengklaim tidak ingin menjadi pemimpin yang sibuk mencari keuntungan untuk membayar utang setelah menjabat.
"Kalau argo, saya bilang kalau kita mampu, ayo kita pakai kendaraan (re: partai politik), kalau enggak mampu jangan maksakanlah jangan sampai jadi pemimpin, utang kita numpuk. Yang kita pikirkan bukan bagaimana bayar utang tapi yang dipikirkan bagaimana menyejahterakan masyarakat," kata dia dalam sebuah analogi.
Sebelumnya, PKS berencana untuk melakukan kembali survei elektabilitas bagi ketiga bakal calon Wali Kota Depok 2020 pada akhir Maret sebagai langkah strategis politik menjelang Pilkada pada September mendatang.
Baca Juga: Mohammad Idris: Kalau Depok Berhasil Jadi Smart City, Pasti Bekasi dan Tangsel Senang
Ketua DPD PKS Kota Depok, Moh. Hafid Nasir menyampaikan survei ini dilakukan setelah partainya melakukan gerilya melalui dialog publik di 11 kecamatan dalam beberapa bulan terakhir.
Hafid menyatakan dari survei tersebut akan dilihat data-data secara statistik apakah elektabilitas ketiga bakal calon di antaranya Farida Rahmayanti, Imam Budi Hardono, dan termasuk dirinya mengalami peningkatan atau bahkan menurun.
Menurutnya, hasil survei pada bulan Maret mendatang bukan menjadi keputusan akhir dari PKS untuk tetap mengusung ketiga bakal calon yang berasal dari internal partai atau bahkan tetap mengusung petahana, Mohammad Idris.
Baca Juga: Kejar Identitas Smart City, Mohammad Idris Luncurkan Program Uji KIR Berbasis Elektonik