Network
PR DEPOK - Cuplikan video ceramah Oki Setiana Dewi belum lama ini viral dan membuat heboh jagat media sosial.
Pasalnya, dalam video ceramah yang berdurasi kurang lebih dua menit tersebut, Oki Setiana Dewi tampak menyinggung soal tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dalam cuplikan video ceramah itu, Oki Setiana Dewi mengisahkan sebuah kisah pasangan suami istri di Jeddah.
Oki Setiana Dewi mengisahkan bahwa sang suami marah luar biasa hingga hilang kendali dan melakukan tindakan KDRT.
Kemudian, si istri menangis. Pada saat itu, tiba-tiba terdengar bel pintu rumah berbunyi dan mendapati orang tua si istri.
Orang tua yang khawatir, lantas menanyakan sebab mata anaknya sembab. Namun, alih-alih bercerita dan mejelekkan suami, si istri malah justru berkata lain di depan orang tuanya.
Dalam cerita Oki Setiana Dewi, si istri berbohong pada orang tuanya bahwa dia sangat merindukan mereka.
Baca Juga: Tak Keberatan, Polri Persilakan Edy Mulyadi Ajukan Penangguhan Penahanan
Kakak Ria Ricis ini lantas mengatakan bahwa apa yang dilakukan si istri sudah tepat, lantaran sudah semestinya di menutupi aib dan keburukan suami.
Oki mengatakan bahwa, apabila seorang wanita sedang sedih dan sakit hati, biasanya cerita dia lebih-lebihkan. Namun, dia kagum dengan tabiat istri di Jeddah tersebut yang justru menutupi perlakuan sang suami terhadapnya.
Pernyataan Oki Setiana Dewi sontak dikritik warganet. Pasalnya dianggap menormalkan tindak kekeasan dalam rumah tangga.
Baca Juga: Fatwa MUI Soal Ibadah Salat Jumat di Tengah Meningkatnya Kasus Covid-19 di Indonesia
Salah satu kritikan yang datang kepada Oki Setiana Dewi yakni dari Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah.
Menurut Siti, status Oki Setiana Dewi yang merupakan seorang penceramah, sudah seharusnya membuat dia lebih peka dalam membagikan pesan agama yang berpihak kepada perempuan.
Istri Ory Vitrio tersebut, seharusnya sadar bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dibenarkan dalam agama.
Menceritakan, kata Siti, bukan untuk membuka aib, namun untuk bersama-sama memutus rantai kekerasan KDRT dan membangun rumah tangga yang penuh keberkahan.***
