Network
PR DEPOK - Tole Iskandar mungkin nama itu asing di telinga warga lokal Kota Depok.
Ia merupakan salah satu pahlawan Tanah Air, yang namanya digunakan di ruas jalan yang terbentang dari Jembatan Panus hingga Simpangan Depok.
Namun, tidak banyak yang tahu kisah perjuangan Tole Iskandar di masa penjajahan Belanda.
Dikisahkan oleh Roni Yudianto, putra dari Slamet Mulyono, adik bungsu Tole Iskandar.
Tole Iskandar memiliki kisah yang cukup menarik sebagai salah satu pahlawan di Indonesia.
Cerita Heroik Tole Iskandar, ia ternyata menjadi sosok luar biasa karena berhasil melumpuhkan pesawat kecil milik Belanda.
Tole merupakan anak pertama dari pasangan Raden Samidi Darmo Raharjo dan Ibu Sukati Setjodiwirjo.
Dia memiliki beberapa adik yakni Nyimas Tuti, Soekesih, Suyoto, Sugito, Mulyati, Slamet Mulyono.
Meski begitu sosok Tole sendiri cukup misterius karena pihak keluarga tidak memiliki foto dirinya,
Keluarganya mengatakan jika perawakan dan wajah Toleh Iskandar mirip seperti sang adik, Slamet.
"Fotonya ini minim sekali, karena dia seorang pejuang kalau dia difoto tergambar kemungkinan dia bisa ditangkap NICA (Belanda), itu saja masalahnya," ucap Roni, pada tahun 2017, kepada Bambang Afrianto tim Pikiran-Rakyat.com.
Memiliki riwayat hidup yang cukup misterius, Tole Iskandar dikenal sebagai sosok pemuda yang pendia dan rajin berolahraga.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Belanja Sembako Murah di Depok
Pejuang lokal Depok itu juga memiliki hobi memelihara hewan dan berburu, ia juga mahir dalam bela diri silat.
Tole Iskandar menghilang dari keluarga saat Jepang mulai berkuasa pada 1942-1945.
"Pulang ke rumah orang tuannya (Tole) sudah jadi Peta (Pembela Tanah Air)," ucap Roni.
Di korps tentara sukarela bentukan Jepang itu Tole digembleng sebagai serdadu.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata Edukasi untuk Anak di Depok, Ramah di Kantong Orangtua
Menurut Roni, Tole bergabung dengan Peta tanpa izin dari orangtua. Namun, darah muda dan panggilan untuk berjuang membuatnya bergabung di kesatuan militer tersebut.
Dia mengumpulkan para pemuda yang rata-rata bermukim di kawasan Depok arah Citayam untuk ikut memanggul senjata, dikenal dengan sebutan Laskar 21.
Bermarkas di Jalan Raya Citayam, Tole Iskandar didaulat menjadi komanda para pejuang yang berjumlah 12 orang.
Tole memiliki pangkat sebagai Letnan, bersama dengan rekan perjuangannya, mereka berhasil melumpuhkan sebuah pesawat milik Belanda.
Baca Juga: Mengenal Ikon Kota Depok Belimbing Dewa, Termasuk Asal Muasalnya
Penembakan dilakukan oleh Tole dari markas Laskar 21 di kawasan Jalan Raya Citaram, Pancoran Mas. Kini, jejak rumah markas laskar para pemuda atau pejuang Depok juga telah lenyap.
Dilaporkan jika Tole Iskandar gugur di Sukabumi ia dikepung oleh pasukan Belanda, di Perbukitan Cikasintu.
Roni menuturkan, Tole tewas dihantam tembakan meriam tank yang telah mengincarnya.
Namun ada yang mengatakan jika Tole Iskandar gugur oleh sniper Belanda setelah mengamuk dan melakukan perlawanan terakhirnya.
Baca Juga: 4 Lokasi Angker di Depok, dari Penampakan Sosok Genderuwo hingga Hantu Belanda
Pejuang lokal Depok ini meninggal bersama dengan seekor anjing peliharaannya yang terlebih dahulu ditembak Belanda.
Jasad anak muda yang tewas pada usia sekitar 28 tahun tersebut dikebumikan di Cikasintu dan kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Dereded Bogor.
Dia diperkirakan gugur pada Agustus 1947. Jasad boleh hancur berkeping-keping, tapi nama Tole Iskandar abadi di ruas jalan penghubung Depok dan Jalan Raya Bogor.***
