SETARA Institute: Depok dan Cilegon Jadi Kota Paling Intoleran di Indonesia

- 10 April 2023, 12:24 WIB
Dari penilaian SETARA Institute, Depok dan Cilegon terpilih jadi kota paling intoleran di Indonesia.
Dari penilaian SETARA Institute, Depok dan Cilegon terpilih jadi kota paling intoleran di Indonesia. /Tangkap layar Google Maps

“Grafik skor rerata IKT sejak 2015 sampai 2022 yang masih berada di antara angka 4 dan 5, mengindikasikan stagnasi pengelolaan toleransi di kota-kota Indonesia,” tulis laporan SETARA Institute.

Uji validitas data hasil scoring, melakukan tiga teknik sekaligus antara lain, triangulasi sumber, hasil self-assessment pemerintah-pemerintah kota melalui kuesioner yang disebarkan, dan Experts meeting series atau pertemuan serial para ahli untuk mengkonfirmasi data sementara hasil skor.

Baca Juga: PT KAI Siapkan 2.550 Tiket Kereta dengan Harga Diskon hingga 20 Persen, Ini Daftar KA dengan Diskon

SETARA Institute membuat kesimpulan beberapa evaluasi kota yang menempati peringkat terendah IKT 2022, sebagai berikut:

- Kota dengan kepemimpinan yang mengedepankan identitas agama tertentu pada visi dan misi akan cenderung membuat kebijakan berdasarkan identitas agama yang mewakili dirinya.

- Perspektif mayoritas menjadi dasar realisasi kebijakan, sehingga pemerintah kota memiliki kecenderungan menyelenggarakan program eksklusif, yang hanya berorientasi pada kelompok tertentu.

- Dinamika masyarakat sipil yang tidak memiliki kesadaran akan kemajemukan cenderung menciptakan ruang-ruang segregasi sosial. Hal ini membuat masyarakat semakin terpolarisasi oleh identitas keagamaan, etnis, dan kelompok lainnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo Selasa, 11 April 2023: Perubahan Signifikan akan Terjadi

- Masyarakat sipil di kota-kota dengan perspektif favoritisme dan formalisme kehilangan nalar demokrasinya. Daya kritis masyarakat melemah dan terjadi pengabaian terhadap kelompok minoritas. Jika ini berlangsung secara terus-menerus, kekerasan terhadap kelompok rentan dengan mudah dapat terjadi.

- Pemerintah kota yang tidak mengelola kehidupan kerukunan dan toleransi, tidak banyak memberikan ruang perlindungan serta kurang memfasilitasi kebebasan merayakan hari-hari besar agama. Pemerintah kota cenderung mengorientasi kebijakannya menggunakan pendekatan keagamaan yang dianutnya.

Halaman:

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: setara-institute.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x