Tanggapi Permasalahan Habib Rizieq, Buya Yahya: Jangan Gampang Menilai Orang dengan Buru-buru

24 November 2020, 20:09 WIB
Buya Yahya. //Jurnal Presisi/(Instagram@fotobuya)

PR DEPOK - Beberapa waktu lalu, Habib Rizieq Shihab dan keluarga tiba di Indonesia.

Kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut disambut oleh ribuan orang.

Ribuan orang yang kebanyakan berseragam putih itu memenuhi jalan menuju bandara Soekarno-Hatta demi menunggu Habib Rizieq.

Baca Juga: Termasuk yang Bergambar Habib Rizieq, Satpol PP DKI Jakarta Turunkan Ribuan Reklame Tak Berizin

Hal itu mengakibat terjadinya kemacetan yang parah di sekitar bandara hingga menuai banyak komentar serta kritikan dari warganet.

Tak hanya itu, setelah tiba di kediamannya di Petamburan Jakarta, Habib Rizieq kemudian menggelar acara pernikahan putrinya sekaligus memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Acara yang berlangsung di masa pandemi Covid-19 tersebut dihadiri oleh puluhan ribu jemaah dan lagi-lagi ramai di perbicangkan di jagat maya.

Baca Juga: Polisi Panggil Anak-Menantu Habib Rizieq, Fadli Zon: tak Perlu Cari Kesalahan, Mereka Pengantin Baru

Pasalnya puluhan ribu orang yang hadir tersebut telah melanggar aturan di masa pandemi untuk melakukan jaga jarak.

Hal itu nyatanya kembali ramai menjadi perbincangan bahkan perdebatan di dunia maya.

Terlebih setelah cuplikan sebuah video yang berisi ceramah Habib Rizieq beredar luas.

Baca Juga: Bantu Pengadaan Listrik di Indonesia Timur, ADB Beri Pinjaman Rp8,5 Triliun kepada PLN

Habib Rizieq dinilai terlalu kasar saat menyampaikan kritikan atau pendapatnya terkait permasalahan yang terjadi pada dirinya dan juga permasalahan tentang Indonesia.

Banyak warganet yang menyayangkan perkataan yang diucapkan oleh Habib Rizieq.

Bahkan tak sedikit yang mempertanyakan kebenaran garis keturunan dari Habib Rizieq.

Baca Juga: Usai Pensiun dari Dunia UFC, Khabib Nurmagomedov Ungkap Ingin Fokus Jadi Petani di Kampung Halaman

Hal-hal tersebut menjadi sebuah fenomena tersendiri di Indonesia.

Salah satu ulama di Indonesia, Yahya Zainul Ma'arif atau akrab dipanggil Buya Yahya ikut memberi tanggapan terkait fenomena yang terjadi pada Habib Rizieq tersebut.

Tanggapan tersebut disampaikan oleh Buya Yahya dalam video berdurasi 20 menit yang diunggah oleh kanal YouTube Al-Bahjah pada Senin, 23 November 2020.

Baca Juga: Rayakan Thanksgiving, 3 Juta Lebih Penumpang Pesawat Dinilai Abaikan Peringatan Penularan Covid-19

Dalam acara pengajian tersebut, seorang jemaah bertanya tanggapan Buya Yahya terkait fenomena yang terjadi pada Habib Rizieq seperti diperdebatkan, digunjingkan, dihina oleh sebagian orang akibat mengadakan perkumpulan bahkan diragukan garis keturunannya.

Sebelum menjawab, Buya Yahya mengaku bahwa dirinya bukan anggota dari FPI.

"Kami bukan orang FPI, harus tahu itu. Saya bukan anggota FPI. Yuk kita pandang segala permasalahan dengan akal yang jernih dan hati yang tenang," kata Buya Yahya dengan tenang seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com pada Selasa, 24 November 2020.

Baca Juga: Kasus Suap Proyek Pembangunan SPAM Kementerian PUPR, KPK Panggil Dipo Nurhadi sebagai Saksi

Dalam pernyataannya, Buya Yahya berpendapat bahwa kepulangan Habib Rizieq yang disambut oleh ribuan orang bukanlah sebuah rekayasa.

Hal itu menurutnya adalah kemauan umat sendiri.

Terlebih dengan situasi pandemi Covid-19 yang berisiko, orang-orang yang datang tersebut rela datang atas dasar kerinduan.

Baca Juga: Bicara Soal Pandemi Covid-19, Erick Thohir: Jadi Momentum Semua Pihak Kejar Ketertinggalan Indonesia

"Kedatangan Habib Rizieq disambut oleh orang sebanyak itu, itu kemauan umat. Bukan rekayasa, bukan dibayar mereka. Ayo anda posisi seperti saya, adil. Anda tidak di FPI, dan tidak jadi musuh FPI. Anda berada di tengah-tengah. Kedatangan mereka umat segitu banyak bukan di rekayasa. Ada apa dibalik ini semuanya? Kerinduan kepada apa sih mereka ko sampai seperti itu," ucap Buya Yahya menjelaskan.

Dalam menyikapi perkumpulan yang dilakukan Habib Rizieq, Buya Yahya lebih memperhatikan tujuan dari dilakukannya perkumpulan tersebut.

"Kalau Habib Rizieq mengadakan kumpulan, demo dan sebagainya misalnya. Jujur anda, apa sih yang diminta Habib Rizieq? Habib Rizieq tidak minta pulau untuk pesta, tidak juga minta jabatan. Tapi yang diminta apa? coba kita cari, jejer permintaannya apa sih?," katanya.

Baca Juga: Berkaca dari Sebelumnya, Ariza Imbau Warga Jakarta Tetap di Rumah Saat Libur Panjang Akhir Tahun

Buya Yahya lalu menjelaskan bahwa yang diminta Habib Rizieq sebetulnya adalah hal yang baik, yaitu menghentikan kemungkaran.

"Habib Rizieq kalau kumpul-kumpul minta apa? yang diminta baik atau jelek? Kalau yang diminta baik, kenapa kita bingung, yang diminta baik ko. Keadilan misalnya, menghentikan kemungkaran. Selagi yang diminta baik. Maka jangan gampang menilai orang dengan buru-buru," ujar Buya Yahya.

Menurutnya, selagi keinginan yang diminta baik, maka permintaan itu yang seharusnya dijadikan sandaran untuk menilai.

Baca Juga: Usai Pensiun dari Dunia UFC, Khabib Nurmagomedov Ungkap Ingin Fokus Jadi Petani di Kampung Halaman

Tak hanya itu, Buya Yahya juga menyampaikan pesan pada presiden atau calon presiden yang nantinya menjadi presiden.

Dirinya memberikan pesan bahwa jabatan presiden hanyalah sementara.

"Kepada Bapak Presiden atau siapapun yang akan menjadi presiden. Ini adalah risalah cinta kami kepada pak Presiden, ya kalau mendengar alhamdulillah... Ketahuilah bahwa jabatan kepresidenan itu sangat terbatas. Apa artinya satu kali naik, dua kali naik, ujung-ujungnya adalah kesengsaraan yang panjang di akhirat nanti. Maka mumpung Allah beri kesempatan untuk naik surga tertinggi. Maka hendaknya pak presiden atau para calon presiden itu... Jadikan jabatan presiden ini adalah untuk selamat di akhirat," imbuhnya.

Baca Juga: Zlatan Ibrahimovic Berang, Nama dan Wajahnya Digunakan EA Sports di Gim FIFA 21 Tanpa Seizinnya

Kemudian, selain pesan yang disampaikan, iringan doa dan harapan juga dipanjatkan dalam pernyataan Buya Yahya tersebut

"Maka selama ini panjat kan doa, semoga orang-orang seperti Habib Rizieq dijaga, dan bisa istiqomah. Dan doa kita kepada pak Presiden, semoga juga Allah memberikan bimbingan agar bisa menjadi baik semuanya. Tidak perlu kita memusuhi akan tetapi kita perlu bagaimana menghantar kan kebenaran . Kita tidak punya permusuhan dengan presiden. Akan tetapi kami punya cinta. Kami ingin kelak selamat di akhirat," tutur Buya Yahya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler