Rachland Nashidik Pertanyakan Motif Moeldoko Temui Mereka yang Disebut 'Segelintir Kader yang Tersingkir'

2 Februari 2021, 19:28 WIB
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik. /Dok.Partai Demokrat

PR DEPOK - Pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D), Rachland Nashidik mempertanyakan  keperluan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menemui beberapa orang yang diduga berkaitan dengan gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat. 

Hal itu disampaikan Rachland Nashidik melalui akun Twitter pribadinya @RaclanNashidik pada 2 Februari pagi.

Dalam cuitannya, politisi Partai Demokrat itu mengutip pernyataan yang sebelumnya diucapkan oleh Moeldoko terkait kedatangan kader menemui dirinya. 

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 2 Februari 2021, Tak Jadi Bercerai, Andin Akhirnya Kembali kepada Al

"Kalau kader tidak boleh menemui saya, borgol saja", kata eks Panglima TNI tak kenal budi itu," kata Rachland dalam cuitannya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Selasa, 2 Februari 2021.

Rachland menyinggung bahwa bukan soal mengapa mereka menemui Moeldoko, tetapi sebaliknya.

Dia lantas mempertanyakan apa yang kemudian melatarbelakangi seorang KSP menemui orang-orang yang disebut Rachland sebagai segelintir kader yang tersingkir. 

Baca Juga: Sindir Moeldoko dengan Unggah Fotonya Dilantik SBY, Wasekjend Demokrat: Walau Telat, Selamat Jadi Panglima TNI

"Soalnya, Jenderal, bukan kenapa mereka menemui Anda. Tapi apa keperluan Kepala Staf Presiden menemui mereka -- segelintir kader yang tersingkir?" ujar Rachland dalam cuitan yang sama.

Untuk diketahui, pernyataan Rachland Nashidik itu berkaitan dengan pertemuan yang dilakukan Moeldoko dengan beberapa orang yang ditengarai kader Demokrat. 

Isu itu merembak usai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait gerakan upaya pengambilalihan kepemimpinan di partai itu.

Baca Juga: Moeldoko Sebut 'Mereka' Datang ke Rumahnya, Rachland Nashidik: Jangan Bohong, Bukan di Kediaman, Tapi di..

Kabar itu juga disebutkan bahwa upaya pengambilalihan kepemimpin Partai Demokrat melibatkan orang dekat di lingkaran Presiden Jokowi, dan Moeldoko adalah orang yang kemudian disebut-sebut ingin mengambil alih kedudukan AHY.

Dalam keterangannya, Moeldoko mengatakan bahwa dirinya tengah didatangi beberapa tamu dan mendengar curhatan mereka.

Dalam pertemuan itu, Moeldoko mengatakan bahwa dirinya hanya mendengarkan dan turut prihatin.

Baca Juga: Kang Daniel Lebarkan Kariernya di Dunia Seni Peran, Akan Bintangi Drama Berjudul 'Our Police Course'

Tapi kemudian, kata dia, isu itu muncul, dirinya mengaku tak keberatan namun ia juga memberikan saran agar seorang pemimpin tidak mudah terombang-ambing.

''Berikut saran saya. Menjadi seorang pemimpin harus kuat, jangan mudah baperan, mudah teromabng-ambing dan seterusnya. Kalau anak buahnya nggak boleh pergi kemana-mana ya borgol aja kali ya. Begitu. Selanjutnya kalau ada istilah kudeta, kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," ujar Moeldoko menutup keterangan persnya seperti dikutip dari Antara.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler