Tanggapi Soal Kebijakan Impor Beras, Dirut Bulog: Kami Utamakan Serap Beras Dalam Negeri Sebelum Impor

16 Maret 2021, 16:44 WIB
Ilustrasi beras. /Dedi/ANTARA/

PR DEPOK - Pemerintah baru-baru ini dikabarkan berencana melakukan impor beras sekitar satu juta ton pada awal tahun 2021. 

Jumlah tersebut diperuntukkan bagi penyediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 500 ton, dan kebutuhan Perum Bulog sebanyak 500 ton dengan memperhatikan serapan produksi padi nasional. 

Kabar itu pun lantas menuai banyak kritikan dari berbagai pihak di media sosial. Banyak yang menolak kebijakan tersebut dengan mempertimbangkan petani di Indonesia.

Baca Juga: Hanya Pakai NIK! Cek Bansos Tunai Rp300.000 Cair Maret 2021, Segera Login di dtks.kemensos.go.id

Menanggapi polemik tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan bahwa pihaknya akan mengutamakan terlebih dahulu menyerap produksi beras dalam negeri untuk kebutuhan stok CBP sebelum melakukan penugasan impor beras sebanyak satu juta ton.

Pernyataan itu disampaikan Budi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, pada Senin 15 Maret 2021.

"Prinsipnya kami utamakan produksi dalam negeri untuk penyerapan CBP," kata Budi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Selasa, 16 Maret 2021. 

Menurutnya hingga kini Bulog dengan Kementerian Pertanian (Kementan) masih terus melakukan penyerapan produksi gabah dan beras dalam negeri di seluruh Indonesia. 

Baca Juga: Status Kartu Prakerja sedang Diproses? Simak Penjelasan Artinya Berikut ini

Budi bahkan menyatakan bahwa Bulog belum tentu melaksanakan penugasan impor beras dari pemerintah tersebut. 

Mengingat sekarang ini mulai memasuki masa panen raya padi di seluruh Indonesia. 

"Walau kami mendapat tugas impor satu juta ton, belum tentu kami laksanakan, karena kami tetap prioritaskan produk dalam negeri sekarang yang mencapai masa puncak panen raya," ucap pria yang akrab dipanggil Buwas tersebut. 

Berdasarkan data per 14 Maret 2021, total stok beras yang tersedia di gudang Bulog sudah mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton merupakan stok CBP serta 23.708 ton stok beras komersial. 

Baca Juga: Sindir Pejabat yang Laporkan Haters, Gus Umar: Anies Baswedan Dihina dan Difitnah, Gak Ada Tuh Lapor Polisi

Stok tersebut dinilai cukup untuk beberapa kebutuhan, seperti kebutuhan penjualan, program KPSA, dan tanggap darurat bencana sesuai kebutuhan dari Perum Bulog. 

Bahkan Budi menuturkan, terdapat beras eks impor tahun 2018 yang turun mutu sebanyak 106.642 ton dari keseluruhan impor beras tahun 2018 sebanyak 1.785.450 ton. 

Beras yang telah disimpan dalam masa simpan tahunan, lanjut dia, keseluruhannya berjumlah 461 ribu ton. 

Baca Juga: Jessica Iskandar Sebut Wanita Rela Dimadu, Jedar: Asalkan Pria Rela Diracun

Sedangkan beras sisa impor tahun 2018 yang masih ada di gudang Bulog yaitu sebanyak 275.811 ton, dengan 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler