Sultan HB X Wacanakan Lockdown, Satgas Covid-19 Yogyakarta: Opsi Terakhir yang Harus Dipilih

20 Juni 2021, 15:08 WIB
Satgas Covid-19 Yogyakarta sebut penerapan lockdown yang diwacanakan Sri Sultan Hamengku Buwono X merupakan opsi terakhir apabila kasus pandemi semakin tak terkendali. /ANTARA.

PR DEPOK – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mempertimbangkan untuk menerapkan lockdown total sebagai upaya menekan penyebaran virus Covid-19 wilayah kepemimpinannya.

Terkait wacana lockdown oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta melalui Ketua Harian Heroe Poerwadi angkat bicara.

Heroe Poerwadi menyebutkan apa yang diwacanakan Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk lockdown itu adalah bentuk peringatan keras kepada masyarakat yang belum taat protokol kesehatan.

Baca Juga: Ditanya Jika Raffi Ahmad Ingin Poligami, Jawaban Nagita Slavina: Silakan, tapi Aku yang Mundur

Selain itu, wacana lockdown yang diwacanakan Sri Sultan Hamengku Buwono X itu merupakan opsi terakhir yang akan dilakukan apabila kasus positif Covid-19 terus bertambah dan tak terkendali.

"Saya kira apa yang disampaikan Ngersa Dalem adalah opsi terakhir yang harus dipilih ketika semua kebijakan yang digunakan untuk meredakan sebaran COVID-19 sudah tidak efektif lagi," kata Heroe Poerwadi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Lebih lanjut, ia menuturkan wacana lockdown dapat segera diterapkan jika kapasitas rumah sakit atau kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan di Yogyakarta sudah semakin menipis.

Baca Juga: Heboh Kartun Animasi 'Nussa' Dituding Promosikan Taliban, Ferdinand Hutahaean: Waspada Propaganda Sesat!

Akan tetapi sebelum lockdown diterapkan, Heroe Poerwadi menuturkan Satgas Covid-19 Yogyakarta sudah melakukan segala upaya guna menahan laju penyebaran Covid-19, mulai dari sosialisasi hingga penerapan PPKM Mikro.

Bahkan, kata dia, pihaknya juga sudah melakukan berbagai pencegahan kerumunan di tempat umum, destinasi wisata, dan tempat keramaian lain.

Akan tetapi, hasilnya memang belum optimal karena kasus masih terus berkembang dan masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan.

Baca Juga: Sebut Ulama Lurus seperti UAS, UAH, HRS Harus Dibela, Musni Umar: jika Tidak Mereka Akan Hilang Kehormatan

"Jika penularan masih tinggi, maka wacana "lockdown" bisa menjadi peringatan keras bagi kita semua untuk berbenah dan mengurangi peningkatan sebaran virus," katanya.

Sebelumnya, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan akan penerapan "lockdown" total karena keherananya melihat tingkat pemanfaatan tempat tidur pasien Covid-19 di Yogyakarta alami kenaikan begitu cepat hanya dalam waktu sepekan.

Menurut data yang dihimpun, tingkat pemanfaatan tempat tidur pasien Covid-19 di Yogyakarta yang biasanya di kisaran 36 persen, kini telah mencapai 75 persen.

Baca Juga: Heran Covid-19 Meningkat padahal Mudik Dilarang dan Masjid Sepi, Mustofa: Berarti Masalahnya Bukan di Sana

Sri Sultan Hamengku Buwono X juga berjanji aakan segera menggelar rapat bersama dengan mengundang para dokter beserta pemerintah kabupaten/kota di DIY.

"Saya sudah bicara masalah karantina di masing-masing kabupaten, ya saya mendengar nanti hari Senin siang kita rapat bersama baik dengan dokter-dokter maupun dengan kabupaten/kota. Mereka mau lebih mengetatkan masyarakatnya tidak," tuturnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler