Kemenkes Sebut Pemerintah Berusaha Cukupi Kebutuhan Oksigen bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

7 Juli 2021, 13:40 WIB
Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi. /Dok. kemenkes.go.id

PR DEPOK – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa jumlah kebutuhan akan oksigen melonjak dari yang awalnya 3 ribu menjadi 4 ribu ton per hari.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa dibutuhkan kurang lebih 2.200 ton tabung oksigen per hari untuk wilayah Pulau Jawa.

“Tentunya pemerintah sekarang berusaha mencukupi kebutuhan oksigen yang fasilitas pelayanan kesehatan butuhkan. Karena ini tentu upaya untuk melakukan pengobatan pasien-pasien Covid-19," jelas Nadia dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari pmjnews di Jakarta, Selasa 6 Juli 2021.

Kapasitas produksi selama ini disebut Nadia difokuskan untuk industri. Namun kebutuhan oksigen sementara ini dialihkan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Copa America 2021: Kalahkan Kolombia Melalui Adu Penalti, Argentina Siap Hadapi Brasil di Final

“Kami minta pengusaha industri gas agar mengonversi yang tadinya hanya 20 sampai 30 persen, sekarang dialokasikan sebanyak 50 persen untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang melonjak. Itu akan kita fokuskan dulu untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit,” ungkap Nadia.

Pada kesempatan itu, Nadia juga mengutarakan bahwa pemerintah tengah menjalin koordinasi dengan BUMN PGN terkait pemenuhan kebutuhan pasokan oksigen.

“Ada Satgas untuk industri gas nasional. Dengan penyedia gas swasta, kami juga koordinasi,” tutur Nadia.

Nadia juga menginformasikan bagi para warga yang memerlukan gas bisa segera mengunjungi rumah sakit bila terdapat keluhan sesak nafas akibat terpapar Covid-19.

Baca Juga: Sebut Dua Hal Penting Dipetik dari Pandemi Covid-19, Faisal Basri: Negara yang Tidak Memilikinya Kerap Goyah

“Kalau pasien Covid-19 dalam kondisi sesak sudah tidak boleh dirawat di rumah,” jelas Nadia.

Nadia juga menuturkan sejumlah masyarakat cukup panik dalam membeli oksigen. Padahal belum tentu dibutuhkan menurut dugaannya.

Hal ini pun berimbas pada naiknya harga dari oksigen dan kini menyulitkan bagi orang-orang yang betul membutuhkan oksigen.

Kejadian ini bisa diperparah jika masyarakat melakukan penyimpanan tabung oksigen padahal belum dibutuhkan yang tentu berefek pada kelangkaan dan naiknya harga jual.

Baca Juga: Sebut Presiden dan Kabinetnya Tak Berdaya Covid-19 Makin Ganas, Benny: Tampak Ada Kesalahan Pemilihan Strategi

“Akibatnya orang yang benar-benar membutuhkan tidak mendapatkan,” ujar Nadia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan pemantauan langsung ke lokasi produksi oksigen yang letaknya di Jawa Barat yakni PT Aneka Gas Industri di Cibitung dan PT Air Products Indonesia di Cikarang.

Dua perusahaan di atas merupakan dua dari empat produsen oksigen terbesar di Indonesia. Selama pandemi Covid-19 menyebar, produksi dan penyaluran oksigen dialihkan untuk kebutuhan medis di rumah sakit (RS) yang utamanya melakukan penanganan kepada pasien Covid-19.

“Saya hari ini turun langsung ke lapangan menindaklanjuti kelangkaan kebutuhan oksigen di RS, memastikan bahwa di sektor hulu, tempat produksi aman,” ungkap Menko PMK Muhadjir dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi sehatnegeriku.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: PMJ News Sehat Negeriku

Tags

Terkini

Terpopuler