Vaksinasi Gotong Royong Dijual Mulai Besok dengan Harga Rp879 Ribu, Faisal Basri: Tindakan Biadab

11 Juli 2021, 20:25 WIB
Ekonom senior Faisal Basri. /ANTARA

PR DEPOK – Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan telah resmi menetapkan harga vaksinasi berbayar atau vaksinasi gotong royong.

Juru bicara vaksinasi Covid-19, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa harga vaksin dosis lengkap Sinophram ini seharga Rp879.140 per orang.

“Harga itu sesuai keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021,” ujar Nadia sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman PMJ News.

Baca Juga: Nilai Vaksin Sinopharm Berbayar, Kimia Farma Berbeda Sejak Awal, Ferdinand: Justru Bagus

Menurut penuturan Nadia, vaksin Sinopharm yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) ini merujuk pada peraturan pemerintah diberikan harga sebesar Rp321.660 per dosis.

Selain itu, ada juga biaya layanan Rp117.910 sehingga harga per dosis vaksin dibebankan kepada penerima manfaat seharga Rp439.570 per dosis.

“Untuk satu orang kan butuhnya dua dosis, jadi dikalikan dua menjadi totalnya Rp879.140,” ujar Nadia.

Baca Juga: Vaksin Moderna Tiba di Indonesia, Menkes: Kami Gunakan untuk Booster Suntikan Ketiga bagi Tenaga Kesehatan

Ekonom senior, Faisal Basri berkomentar seraya tidak setuju dengan langkah yang diambil oleh pemerintah terkait kebijakan tersebut.

Melalui cuitan di akun Twitter miliknya, Faisal Basri mengatakan jika saat ini pasokan vaksin di Indonesia masih terbatas.

Maka dari itu, praktik jual vaksin menurutnya ialah tindakan yang biadab, apalagi hal ini dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Cuitan Faisal Basri.

“Pasokan vaksin masih terbatas. Praktik jualan vaksin adalah tindakan biadab. Pemerintah harus melarangnya, apalagi yang jualan BUMN,” tulis Faisal Basri sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter-nya @FaisalBasri pada Minggu, 11 Juli 2021.

Selain itu, di cuitan yang berbeda ia juga menuliskan bahwa sejak awal BUMN menjadikan vaksinasi sebagai peluang bisnis.

“Sejak awal memang BUMN Farmasi memandangnya sebagai peluang bisnis,” lanjutnya.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Twitter @FaisalBasri

Tags

Terkini

Terpopuler