PR DEPOK - Kepala Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief baru-baru ini mempertanyakan sumber vaksin yang digunakan untuk program vaksin berbayar atau Vaksin Gotong Royong Individu dari pemerintah.
Andi Arief mengaku percaya bahwa Vaksin Gotong Royong yang diberikan oleh bantuan internasional akan diberikan kepada rakyat.
Namun, Andi Arief mempertanyakan cara agar masyarakat mengetahui bahwa Vaksin Gotong Royong tersebut bukan berasal dari vaksin hibah atau bantuan internasional.
Mengingat di masa pandemi ini, kebiasaan korupsi juga kerap kali menjangkit sejumlah oknum, seperti halnya kejadian korupsi bantuan sosial (bansos) beberapa waktu lalu.
"Saya percaya vaksin bantuan internasional akan disuntikkan ke rakyat. Tapi di tengah iklim korupsi saat ini bagimana agar rakyat tahu bahwa yg dijual di Kimia Farma bukan vaksin bantuan internasional," kata Andi Arief.
Kemudian di tengah polemiknya kebijakan vaksin itu, dia pun heran dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang malah menyetujui adanya vaksin berbayar untuk masyarakat.
"Lagian Pak Jokowi sempet2nya terpikir dan menyetujui jualan vaksin ke rakyat," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @Andiarief__ pada Senin, 12 Juli 2021.
Selain itu, Andi Arief berpendapat mengapa pemerintah selaku pihak yang bisa menentukan harga jual vaksin, tak memborongnya untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi rakyat terlebih dahulu.
"Kalau KADIN impor, negara menentukan harga jual. Kenala negara gak borong aja vaksin KADIN. Untuk segera mencukupi kebutuhan vaksin rakyat," ujar dia mengakhiri cuitannya.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 18 Segera Dibuka, Simak Persyaratan dan Cara Daftar di Link Ini
Diketahui sebelumnya, pemerintah dikabarkan telah menyediakan vaksinasi berbayar atau Vaksin Gotong Royong untuk masyarakat.
Menyesuaikan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021, harga vaksin Sinopharm atau Vaksin Gotong Royong adalah Rp879.140 per paket lengkap (dua kali injeksi).
Kebijakan pemerintah tersebut sontak menuai polemik di tengah masyarakat, lantaran sebelumnya pemerintah telah berjanji memberikan vaksinasi Covid-19 kepada rakyat secara gratis.
Tak hanya itu, banyak pula warganet yang mengira sumber Vaksin Gotong Royong itu berasal dari bantuan negara internasional.***