PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menyoroti usulan yang sempat dilontarkan politisi PDIP, Maruarar Sirait soal pesawat kepresidenan.
Diketahui, Maruarar Sirait sempat meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjual pesawat kepresidenan pada 2014 silam.
Usulan untuk menjual pesawat kepresidenan itu ia sampaikan dengan tujuan untuk menghemat anggaran negara secara efisien.
Menurutnya, seorang pemimpin juga harus bersikap sederhana untuk memberikan contoh pada rakyat.
Jansen Sitindaon melalui akun Twitter-nya mengatakan, daripada mengubah warna cat pada pesawat kepresidenan, pemerintah lebih baik menyetujui usulan Maruarar Sirait tersebut.
“Ketimbang ganti cat lebih baik kalian jual saja itu pesawat kepresiden sebagaimana usul ini,” tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Kamis, 5 Agustus 2021.
Ia pun menuding pihak PDIP kala itu menolak keras pembelian pesawat kepresidenan RI tersebut.
“Kebanyakan omong kalian skrg kulihat, padahal kalian yg menolak keras pesawat ini dibeli,” ucap Jansen Sitindaon.
Baca Juga: Pria Asal China Tak Sengaja Telan Sikat Gigi karena Masih Ngatuk
Padahal saat itu, Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya menggunakan pesawat tersebut selama beberapa bulan.
“Habis kalian kritik pak SBY pdhl cuma makai bbrp bulan,” kata dia menjelaskan.
Akan tetapi, justru pihak PDIP sebagai petahana yang menggunakan pesawat kepresidenan itu hingga sekarang.
“Malah kalian yg terus pakai sampai skrg!” ujarnya menegaskan.
“Sebagaimana berita ini bagus sekali usulannya ini sbg bentuk efisiensi yg bisa dilakukan dalam kerangka penghematan anggaran,” tutur Jansen Sitindaon lagi.
Maka dari itu, ia lantas meminta pihak PDIP untuk segera membuktikan pernyataannya terdahulu.
Baca Juga: Berikan Alasan Teruskan Usaha dari Kakanya, Adik Sapri Pantun: Bukan Buat Saya Pribadi
“Pemimpin harus sederhana dll. Kalian buktikan saja skrg usulan dan niat kalian ini,” ucapnya.
Karena menurut penilaiannya, anggaran yang dimiliki Indonesia saat ini sedang minus.
“Toh anggaran kita lagi minus itu. Kami tunggu,” kata Jansen Sitindaon.
Seperti diketahui, pesawat kepresidenan RI menuai kritik usai dicat ulang dengan memakan biaya besar di tengah pandemi Covid-19.
Hal tersebut pertama kali diungkapkan pengamat penerbangan, Alvin Lie beberapa hari lalu.***