Soal Dugaan Pelecehan Seksual di KPI, Taufik Damas: Ini Komisi yang Sering Bikin Tayangan TV Ngeblur Ya?

3 September 2021, 14:04 WIB
Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Taufik Damas. /Twitter.com/@TaufikDamas.

PR DEPOK – Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, Taufik Damas turut menyoroti isu pelecehan seksual yang diduga terjadi di tubuh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Dalam sorotannya, Taufik Damas mempertanyakan apakah pelecehan seksual tersebut terjadi di sebuah komisi yang kerap membuat tayangan TV menjadi blur.

Ini komisi yang sering bikin tayangan tivi ngeblur ya? Atau bukan,” tutur Taufik Damas dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @TaufikDamas.

Cuitan Taufik Damas. Tangkap layar Twitter.com/@TaufikDamas.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Anak Sekolah 2021, Penuhi 3 Syarat agar Siswa SD, SMP, SMA Dapatkan Bantuan Rp4,4 Juta

Baru-baru ini, pengakuan korban kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis di lingkungan kantor KPI Pusat, MS menghebohkan publik.

MS mengungkapkan bahwa dirinya pernah melaporkan perkara ke kepolisian pada 2019 lalu. Namun, laporan itu tidak ditindaklanjuti polisi.

Ia menjelaskan bahwa upaya pelaporan itu baru berani dilakukan setelah mendapat berbagai perundungan dan pelecehan dari seniornya di kantor sejak 2012.

Baca Juga: Sukses Turunkan Berat Badan Hampir 20 Kg, Ivan Gunawan Bagikan Tips Diet

MS mengatakan laporan tersebut dibuat setelah dirinya mengalami stres dan tertekan atas segala perlakuan seniornya.

Tidak hanya itu, ia juga sempat berobat ke RS Pelni untuk melakukan endoskopi pada 8 Juli 2017. Hasilnya, MS diduga mengalami hipersekresi cairan lambung karena trauma dan stres.

Lebih lanjut, ia juga berobat ke psikiater di RS Sumber Waras dan mengonsumsi obat penenang selama satu minggu.

Setelah laporan polisi itu tak diterima aparat, MS mengadukan tindakan senior-seniornya tersebut ke atasan di kantor.

Baca Juga: Siswa SD, SMP, SMA Bisa Dapat Bantuan dengan Total Rp4,4 Juta, Segera Cek Penerima BLT Anak Sekolah 2021

Akan tetapi, pelaporan tersebut lagi-lagi tak berujung pada pemberian sanksi. Kini setelah viral, kasus tersebut didalami atas banyaknya desakan publik.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @TaufikDamas

Tags

Terkini

Terpopuler