Patung Sejarah G30S PKI Diduga Hilang dari Museum Terkait Agama, HNW: Jika Benar, Pangkostrad Mesti Konsisten

30 September 2021, 10:57 WIB
Hidayat Nur Wahid. /Dok PKS.

PR DEPOK - Sejumlah patung tokoh negara yang dipajang di Museum Darma Bhakti Kostrad diduga telah dihilangkan.

Patung yang diduga dihilangkan tersebut antara lain, patung Presiden Kedua RI Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution.

Beredarnya kabar itu, membuat Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) angkat bicara. Ia membantah telah menghilangkan patung tokoh negara tersebut.

Baca Juga: Bawa Manchester United Benamkan Villarreal, Cristiano Ronaldo Bilang Begini

Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana
menyatakan Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, dalam siaran persnya di Jakarta, Senin, 27 September 2021.

"Tapi, pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata Haryantana.

Haryantana mengungkapkannya untuk mengklarifikasi adanya pemberitaan dalam diskusi bertajuk "TNI Vs PKI" yang digelar Minggu, 26 September 2021, malam.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar Cleopatra dan Ketahui yang Menjadi Fokus Anda dalam Hidup

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo sebelumnya menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Dugaan tersebut dibuktikan dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Menurut Kol Haryantana, Kostrad tidak mempunyai ide untuk membongkar patung Presiden Kedua RI Soeharto, Letjen TNI Sarwo Edhie, dan Jenderal AH Nasution yang ada dalam ruang kerja Soeharto di Museum Dharma Bhakti, di Markas Kostrad.

Baca Juga: Viral Gadis Menangis Air Mata Batu, Begini Tanggapan Ahli

Lebih lanjut, ia menyebut ada permintaan sebelumnya dari Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution selaku pembuat patung-patung tersebut.

Menurut Haryantana, Azmyn meminta langsung kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman untuk dapat menyerahkan patung-patung tersebut kepadanya.

"Patung itu yang membuat Letjen TNI (Purn) AY (Azmyn Yusri) Nasution saat beliau menjabat Pangkostrad, kemudian pada tanggal 30 Agustus 2021 Pak AY (Azmyn Yusri) Nasution meminta kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurahman untuk diserahkan kembali pada Letjen TNI Purn AY (Azmyn Yusri) Nasution," ujar Haryantana, seperti dikutip dari Antara. 

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 30 September 2021: Aldebaran Masuk Perangkap, Reyna Temukan 'Kunci' Teror

Adapun Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menganggap tudingan Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo tersebut sebagai suatu prasangka buruk.

Menurut Letjen Dudung, dalam Islam ada yang disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, sehingga memicu kegaduhan.

Tanggapan Letjen Dudung ini sontak ramai diperbincangkan, lantaran dihubungkan dengan agama. Warganet kembali mengungkit ungkapan Letjen Dudung sebelumnya yang menegaskan jangan fanatik terhadap agama.

Baca Juga: Terlambat Deteksi dan Tangani Gejala Covid-19 Bisa Tingkatkan Risiko Long Covid, Simak Penjelasannya

Polemik ini juga turut ditanggapi oleh Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid. Menurutnya jika ada hubungannya dengan agama dalam pembongkaran patung, mestinya Pangkostrad bertanggung jawab atas museum tersebut dan konsisten dengan arahan.

"Seandainya benar alasan dibongkarnya patung diorama G30S/PKI krn alasan Agama, mestinya Pangkostrad yg bertanggung jawab thd Musium tsb justru konsisten dg arahannya;agar jangan fanatik Agama, karenanya menolak&ingatkan berAgama yg moderat/Aswaja,yg tak persoalkan patung spt itu," Hidayat Nur Wahid, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @hnurwahid.

Cuitan Hidayat Nur Wahid. Twitter @hnurwahid.

Menurutnya, perlu menolak dan ingatkan beragama yang moderat, dan tidak mempersoalkan patung seperti itu.***

Editor: Erta Darwati

Sumber: ANTARA Twitter @hnurwahid

Tags

Terkini

Terpopuler