PR DEPOK – Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Indonesia akan segera memproduksi mobil listrik.
Presiden Jokowi menargetkan Indonesia akan mampu memproduksi mobil listrik dalam tiga sampai empat tahun lagi.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021, Rabu, ketika membahas soal setop mengekspor bahan-bahan mentah sehingga kekayaan Indonesia seperti nikel, besi baja, tembaga, bisa dijadikan mobil listrik dan mendapat nilai tambah berlipat.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Irwan Mussry yang ke-59, Ini Kata Maia Estianty
Menanggapi target presiden terkait produksi mobil listrik, lantas Mustofa Nahrawardaya menyinggung mobil Esemka.
Menurut Mustofa Nahrawardaya, lebih baik Jokowi merealisasikan terlebih dahulu mobil Esemka.
“Esemka aja Pak @jokowi direalisasikan,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @TofaTofa_id.
Baca Juga: Pertanyakan Keberadaan Fadli Zon, Fahri Hamzah ke Anies Baswedan: Tolong Cari Sohib Ente
Sebagai informasi, Presiden Jokowi tak hanya membahas mengenai setop ekspor bahan mentah pada acara peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa investasi menjadi jangkar pemulihan ekonomi yang mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.
"Investasi menjadi jangkar pemulihan ekonomi, karena APBN semua negara juga sama, berat, defisit, semua defisit," tuturnya.
Presiden Jokowi menyampaikan terkait urusan defisit ini semua negara memiliki kekhawatiran yang sama, yakni apabila defisit yang terjadi dikembalikan ke kondisi normal, akan terjadi tekanan kembali.
Lebih lanjut, pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan apresiasi kepada kementerian/lembaga, dan daerah yang menerima anugerah terkait investasi dan urusan perizinan.
Dia mengingatkan kepada semua pihak untuk senantiasa memberikan pelayanan untuk mempermudah investor dalam berinvestasi.
"Artinya belum tentu kita layani dengan baik, itu investor akan datang. Apalagi tidak dilayani. Benar nggak? Dilayani saja belum tentu investor datang mau berinvestasi, apalagi tidak dilayani dengan baik," ujarnya.***