PR DEPOK - Warga Malaysia nampaknya mengecam pemerintahan Malaysia yang dikabarkan tidak memberikan bantuan pasca terjadinya banjir beberapa waktu lalu.
Seperti yang diketahui, Malaysia sempat dilanda banjir yang cukup parah pada pertengahan Desember lalu.
Banjir tersebut dilaporkan menjadi banjir terparah sejak banjir yang juga pernah terjadi di Malysia pada 2014 silam.
Hujan deras yang mengguyur Malaysia itu telah menewaskan sedikitnya 48 orang, lima orang hilang, serta beberapa kota-kota di Malaysia nampak terendam banjir.
Baca Juga: Timnas Indonesia Lolos ke Final Piala AFF 2022, Ketum PSSI: Sudah Waktunya Angkat Piala
Para warga Malaysia mengaku marah terhadap Pemerintah Malaysia yang tidak memberikan bantuan terhadap warganya.
Banjir tersebut telah menyebabkan kerusakan beberapa peralatan rumah tangga, perabotan yang berserakan dimana-mana.
Asniyati Ismail, salah satu warga Malaysia yang terdampak banjir mengaku dirinya membutuhkan uang tunai untuk mengganti seluruh kerusakan yang dialaminya.
"Saya marah. Tidak ada bantuan dari pemerintah… Kami membutuhkan uang tunai untuk membangun kembali kehidupan kami,” kata Asniyati Ismail dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
“Ada lumpur di mana-mana, semuanya telah hancur,” lanjut dia.
Selain itu, banjir tersebut telah menyebabkan sampah-sampah berserakan dan dikhawatirkan akan menimbulkan wabah penyakit.
Dilaporkan, wilayah yang paling terdampak banjir tersebut ialah Selangor. Banyak orang di distrik Shah Alam terjebak di rumah mereka tanpa adanya makanan selama berhari-hari, sebelum dirinya dievakuasi dengan kapal dalam sistem penyelamatan yang dinilai kacau.
Kartik Rio, warga terdampak banjir lainnya mengatakan bahwa pemerintah sangat lamban dalam proses penyelamatan warga yang terdampak banjir.
Selain itu, pemerintah juga lamban dalam proses pembersihan pasca banjir tersebut. Bahkan setelah tujuh hari, sampah masih terlihat berserakan di mana-mana.
"Pemerintah sangat lamban dalam misi penyelamatan," kata Kartik Rao.
“Dan sekarang mereka lambat dalam operasi pembersihan. Bahkan setelah tujuh hari, sampah di lingkungan ini belum dibersihkan," tukasnya.***