Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME Dimulai, Presiden Jokowi: Kita Mulai Groundbreaking

24 Januari 2022, 14:07 WIB
Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME akhirnya telah secara resmi dimulai, begini penjelasan Presiden Jokowi. /dok humas BPMI Setpres by Muchlis Jr

PR DEPOK – Hilirisasi batu bara menjadi produk dimetil eter (DME) saat ini sudah dimulai secara resmi pembangunannya oleh Presiden Jokowi.

Adapun hilirisasi batu bara menjadi DME ini bertujuan agar kedepannya bisa menggantikan Liquid Petroleum Gas (LPG).

“Alhamdulillah hari ini meskipun dalam jangka waktu yang panjang belum bisa dimulai, hari ini bisa kita mulai groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME,” kata Presiden Jokowi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada 24 Januari 2022.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio Selasa, 25 Januari 2022: Harus Ekstra Hati-hati dengan Apa yang Akan Dimakan

Proyek hiliriasi dan industrialisasi berkali-kali ditekankan oleh Jokowi agar segera dilakukan, sehingga meminimalisir impor.

Melalui hilirisasi batu bara menjadi DME ini, diharapkan ke depannya Indonesia mampu mengurangi LPG yang setiap tahunnya perlu diimpor dari luar negeri.

“Kita memiliki bahan bakunya, raw material-nya (bahan mentah), yaitu batu bara yang diubah menjadi DME. Hampir mirip dengan LPG, tadi saya sudah melihat bagaimana api dari DME untuk masak, api dari LPG untuk masak, sama saja,” ujar Presiden Jokowi.

Baca Juga: Sebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak, Edy Mulyadi Minta Maaf

Sehingga ketika hilirisasi batu bara menjadi DME tercapai, Indonesia mampu menghemat hingga mencapai Rp80 triliun.

“Apakah ini mau kita teruskan? impor terus?” ujar Jokowi.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi pun mendorong hilirisasi sumber daya alam sehingga mampu menghasilkan produk bernilai tambah.

Baca Juga: Heboh Haikal Hassan Dapat Penolakan dari Warga Malang, Husin Shihab Sebut Wajar: Nggak Usah Lebay Nanggapinya

“Kalau ini dilakukan, ini saja, yang di Bukit Asam (PT. Bukit Asam Tbk) yang kerja sama dengan Pertamina (PT Pertamina Persero) dan Air Product (Air Products & Chemicals) ini, bisa mengurangi subsidi dari APBN itu Rp7 triliun,” sebut Jokowi.

Adapun ketika Indonesia mengurangi impor, hal tersebut mampu memperbaiki neraca perdagangan dan transaksi.

“Ini yang terus kita kejar. Selain bisa memperbaiki neraca perdagangan kita karena tidak impor, memperbaiki neraca transaksi berjalan kita juga karena tidak impor,” kata Presiden Jokowi.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler