Tanggapi Anies Baswedan yang Tegaskan Jangan Matikan Kritik, Dede Budhyarto: Selalu Tidak Sesuai dengan Fakta

29 Januari 2022, 12:52 WIB
Dede Budhyarto memberikan respons terhadap ucapan Anies Baswedan yang tegaskan jangan mematikan kritik. /Instagram.com/@aniesbaswedan.

PR DEPOK - Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto belum lama ini merespons ucapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang tegaskan agar jangan matikan kritik dari setiap kebijakan publik.

Dalam respons yang diunggah Dede Budhyarto melalui akun Twitter pribadinya, dia menyatakan bahwa apa yang diucapkan Anies Baswedan selalu tidak sesuai dengan fakta.

"Selalu, yg diucapkan Gubernur @aniesbaswedan tidak sesuai dgn fakta," ujar Dede Budhyarto seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @kangdede78 pada Sabtu, 29 Januari 2022.

Baca Juga: Singgung Rencana Pemetaan oleh Polri, Hilmi Firdausi: Menempatkan Masjid sebagai Pihak Tertuduh Kurang Bijak

Masih di cuitan yang sama, Dede Budhyarto lantas memberi contoh saat Anies Baswedan dikritik Giring Ganesha yang kemudian dibalas lagi dengan mengundang Nidji cek sound Jakarta International Stadium (JIS).

"Contoh: dikritik Politisi mantan vocalist langsung kelimpungan sampai harus undang Band itu check sound," katanya menambahkan.

"Yg terbaru, akun IG mantan vocalist itu hilang diserbu pendukungnya. Mlegedezzzz," pungkasnya mengakhiri cuitan.

Cuitan Dede Budhyarto. Twitter/@kangdede78.

Baca Juga: Sergio Ramos Curhat, Sebut Mulai Akrab dengan Lionel Messi sebelum Pindah ke PSG

Dikabarkan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan agar jangan pernah mematikan kritik yang muncul dari setiap kebijakan publik, karena ada proses pembelajaran yang bisa dimaknai masyarakat.

“Jangan pernah mematikan kritik. Kalau kita matikan kritik maka mematikan proses pembelajaran,” kata Anies Baswedan dikutip dari Antara.

Dalam bincang-bincang yang juga disiarkan melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta itu, Gubernur DKI ini menambahkan dalam setiap kebijakan publik akan melahirkan perdebatan yang di dalamnya ada juga proses edukasi.

Baca Juga: Profil Park Solomon, Pemeran Lee Soo Hyuk di Drama Zombie All of Us Are Dead

Kendati demikian, dalam setiap kritik, katanya melanjutkan, publik dapat menilai dan sekaligus belajar dari proses membuat kebijakan publik.

“Justru dari situ publik bisa mengetahui (kritik) mana yang berbobot, mana yang tidak perlu diambil pikiran, gagasannya,” tuturnya.

Demikian pula dalam penyelesaian masalah di Jakarta, kata dia, ada banyak yang bisa dijadikan rujukan di Indonesia.

Baca Juga: Dikabarkan Kawin-Cerai 24 kali, Begini Klarifikasi Vicky Prasetyo hingga Dugaan Terancam Diblacklist KUA

Namun, ia menyayangkan kecenderungan yang dijadikan rujukan selama ini adalah yang menggunakan ketenaran.

“Kita kecenderungannya menggunakan yang tenar bukan menggunakan yang baik, tidak selamanya yang tenar itu bisa jadi rujukan, yang justru kita ambil adalah yang praktik baik, yang belum tentu tenar,” katanya menjelaskan.

Namun, Anies Baswedan tidak membeberkan maksud dari kecenderungan menggunakan ketenaran tersebut.

Baca Juga: Syarat Jadi Penerima Set Top Box (STB) Gratis, Ini Rekomendasi STB Terbaik dari Kominfo

Diketahui bersama, selama ini sejumlah kritik dilontarkan dalam kebijakan yang dikeluarkan Anies Baswedan, di antaranya penanganan banjir, proyek sumur resapan hingga Formula E.

Beberapa waktu lalu, kritik dilontarkan Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha yang menyinggung soal Formula E.

Mantan vokalis grup musik Nidji itu mengkritik belum ada kemajuan signifikan, di antaranya soal pembangunan lintasan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, padahal waktunya pelaksanaannya tinggal lima bulan lagi.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Twitter @kangdede78

Tags

Terkini

Terpopuler