Luhut Binsar Pandjaitan Sibuk Telepon Saat Jokowi Berbicara, Refly Harun: Memang Soal Senioritas Ya

PR DEPOK – Baru-baru ini Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sorotan publik dalam media sosial, pasalnya dirinya sibuk melakukan telepon pada saat Presiden Jokowi berbicara.

Apa yang dilakukan Luhut Binsar Pandjaitan yang melakukan telepon pada saat Jokowi berbicara membuat Refly Harun selaku pengamat politik mengomentarinya.

Refly Harun membandingkan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Sandiaga Uno yang justru bersikap tegap di belakang Jokowi.

“Ketika kita lihat menteri pariwisata Sandiaga Uno justru dalam sikap yang sangat tegas, tegap ya, sikap resmi ya,” ujar Refly Harun sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun pada 5 Februari 2022.

Baca Juga: Studi Baru: Israel Memberikan Bukti Kuat Tentang Vitamin yang Dapat Melawan Covid-19

Namun, menurut dugaan Refly Harun, Luhut Binsar Pandjaitan sudah senior sehingga tak sungkan untuk melakukan telefon pada saat Jokowi berbicara.

“Jadi memang soal senioritas ya, karena Luhut senior mungkin dia merasa tidak terlalu sungkan dalam berhubungan dengan Presiden Jokowi,” ujar Refly Harun.

Sehingga Refly Harun menduga hubungan antara Luhut Binsar Pandjaitan dengan Jokowi sudah seperti kolega, bukan lagi atasan dan bawahan.

“Jadi tidak lagi seperti bawahan dan atasan tapi sudah lebih pada kolega ya, mungkin begitu,” ujar Refly Harun.

Baca Juga: Alshad Ahmad Tambah Koleksi Satwa Baru di Rumahnya, Kedatangan Harimau Putih Langka dari Afrika Selatan

Refly Harun juga melihat dasi sisi psikologi, kedekatan antara Luhut Binsar Pandjaitan dengan Jokowi yang tentu berbeda dengan kedekatan Jokowi dengan Sandiaga Uno.

“Sebenernya dari sisi psikologi sesungguhnya, jadi kalau misalnya kita lihat hubungan antara Sandiaga Uno dengan Jokowi pasti berbeda derajatnya dengan hubungan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Jokowi berbeda pula hubungannya dengan Basuki Hadimuljono,” ujar Refly Harun.

Sehingga Relfy Harun merasa bahwa kedekatan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Jokowi memang tak bisa dijelaskan, hanya bisa dilihat oleh sikap.

“Jadi itu soal kedetatan, jadi kedekatan itu memang tidak bisa dijelaskan, hanya bisa dijelaskan dengan sikap, dengan gestur ya, dengan gaya komunikasi,” ujar Refly Harun.***