Ganjar Pranowo Kunjungi Desa Wadas Tanpa Pengawalan untuk Minta Maaf, Warga: Kami Takut Pak

14 Februari 2022, 09:45 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemui warga penolak penambangan kuari terkait rencana pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, pada Minggu, 13 Februari 2022. /Antara

PR DEPOK – Pascakericuhan warga Desa Wadas dan aparat beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikabarkan terus mengupayakan terciptanya situasi yang kondusif.

Untuk hal tersebut, Ganjar Pranowo menemui kelompok warga yang kontra penambangan kuari terkait rencana pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Minggu, 13 Februari 2022.

Dalam kunjungannya, Ganjar Pranowo datang sendirian tanpa pengawalan aparat kepolisian, disambut dengan hangat oleh warga Desa Wadas yang sudah menunggu di Masjid Nurul Huda.

Baca Juga: Akui Kontennya Settingan, Boy William: Kita Buat yang Orang Suka, Tapi Nggak Terlalu Ngelencengin Ngebohongin

Berdasarkan pantauan, tidak ada tegangan sama sekali dalam pertemuan antara Ganjar Pranowo dan warga Desa Wadas.

Ganjar Pranowo dalam kesempatan itu meminta maaf kepada warga Wadas atas kejadian yang kurang menyenangkan pada Selasa, 8 Februari 2022.

"Saya minta maaf pada bapak ibu atas peristiwa yang terjadi, makanya saya datang ke sini secara langsung. Yang kedua, saya ke sini ingin mendengarkan langsung dari masyarakat dari persoalan yang ada, saya juga ingin takziah karena mendengar ada sesepuh di Desa Wadas yang meninggal, semoga Husnul Khatimah," kata Ganjar Pranowo seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Jadwal Film di Bioskop CGV Depok Mall Hari Ini 14 Februari 2022 Lengkap dengan Harga Tiket Masuk

Warga Desa Wadas dalam kesempatan yang sama turut menyampaikan pendapat mereka terkait kondisi yang mereka rasakan.

"Kami takut Pak, suami saya ditangkap tanpa tahu masalahnya. Sekarang di rumah dan kalau lihat polisi atau pria asing berbaju hitam jadi ketakutan. Setiap hari mengurung diri di rumah, pintu selalu dikunci. Anak-anak juga trauma pak," kata Waliyah, salah satu warga.

Warga Desa Wadas lainnya, Ana mengakui bahwa ia dan suaminya ditangkap oleh pihak kepolisian saat konflik terjadi.

Baca Juga: Sayangkan Harga BBM Naik, Mulyanto: Teganya Pemerintah, Malaysia Lebih Murah dari Kita

"Kasihan anak saya pak, masih kecil. Bagaimana rasanya ditinggal kedua orang tuanya yang ditangkap polisi, Pak. Kami warga masih trauma," ujarnya.

Setelah mendengarkan keluhan warga, Ganjar Pranowo berjanji akan menindaklanjutinya dan sejumlah pihak yang berkepentingan akan diajak berdialog mengenai hal tersebut.

"Ada tiga hal yang akan kita kerjakan setelah pertemuan ini, pertama kita akan melakukan evaluasi teknis, kedua metode pendekatan dan ketiga terkait apa yang selama ini menjadi polemik, apakah yang pro atau kontra. Nah yang ketiga ini sepertinya kurang, makanya saya datang ke sini dan ingin mendengarkan secara langsung," kata Ganjar.

Baca Juga: Kata-kata Bijak Tokoh Terkenal tentang Hari Valentine, Cocok Jadi Motivasi Hubungan Langgeng dan Cinta Sesama

Menurut Ganjar Pranowo, pihaknya akan membicarakan secara teknis terkait tuntutan warga untuk mencabut izin lokasi penambangan kuari di Desa Wadas.

"Belum, itu masalah teknis yang harus kita bicarakan. Tidak sekedar bicara cabut atau tidak cabut, tapi itu teknis. Itu yang saya katakan evaluasi teknis yang akan kami lakukan. Semua opsi masih ada peluang, makanya kita bicarakan," ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler