PR DEPOK - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan pendapatnya terkait bagaimana sikap warga negara Indonesia melihat situasi perang Rusia dan Ukraina.
Hal tersebut disampaikan Retno Marsudi saat menjadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier yang tayang Selasa, 8 Maret 2022.
Dalam perbincangannya dengan sang bintang tamu, Deddy Corbuzier awalnya mengungkapkan bahwa sebagian warganet Indonesia membela justru membela presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Perang Rusia–Ukraina Hari Ke-14: Intelijen Beri Peringatan hingga Sanksi Keras Uni Eropa
Sementara sebagian lagi kata Deddy membela Ukraina karena merasa kasihan dengan negara tersebut.
"Indonesia nih bu, serta warganet-warganetnya ada yang bela Putin karena Putin keren, Putin maco. Ada yang bela Ukraina karena terlihat disitu kasihan terkena dampaknya," katanya dikutip PikiranRakyat-Depok-com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier.
Ayah satu anak itu lantas bertanya pada Retno Marsudi apakah warga negara Indonesia mempunyai kekuatan untuk melakukan segala hal atas situasi perang di Ukraina.
"Kita sebagai warga negara Indonesia do we have power to do everything?" tanya Deddy.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Skema Ponzi dan Ciri-cirinya agar Terhindar dari Investasi Trading Bodong
Menjawab pertanyaan kekasih Sabrina Chairunnisa, Retno mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus jernih dalam melihat sesuatu.
Dia pun menyerukan agar semua masyarakat menurunkan tensi ditengah perang Ukraina-Rusia.
"Pertama kita harus jernih melihat sesuatu dan kalau memungkinkan this is my call untuk semua orang, turunkan tensi," ujarnya.
Menurut Retno melihat situasi yang terjadi di Ukraina, masing-masing mempunyai konstribusi berbeda dalam menurunkan tensi.
Baca Juga: Cara Cek Nama Penerima Bansos 2022 Online Pakai KTP di cekbansos.kemensos.go.id
"Apapun yang bisa kita lakukan masing-masing orang pasti bentuk konstribusinya berbeda," katanya.
Dia berharap kontribusi tersebut nantinya juga bisa menurunkan tensi kedua negara untuk menghentikan perang.
"Kalau yang namanya gerakan ya mas, siapa tahu gerakan untuk stop the war itu akan ikut menurunkan (tensi negara Ukraina dan Rusia)," ungkap Retno.***