PR DEPOK – Kementerian Perdagangan (Kemendag) baru-baru ini buka suara soal kelangkaan minyak goreng.
Kemendag mengungkapkan, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang, yakni panic buying.
Menurut Kemendag, kelangkaan minyak goreng membuat warga melakukan panic buying, sehingga warga menimbun di rumah.
Untuk diketahui, hal tersebut sebelumnya disampaikan Inspektur Jenderal Kemendag, Didid Noordiatmoko.
Baca Juga: Hukuman Edhy Prabowo Disunat karena Dianggap Bekerja Baik, Hilmi Firdausi Heran: Oh Negeriku
Pernyataan Kemendag ini pun lantas mendapat sorotan dari sejumlah pihak, salah satunya Ekonom Anthony Budiawan.
Anthony Budiawan berpendapat melalui akun Twitter-nya, @AnthonyBudiawan, pernyataan Kemendag tersebut merupakan tuduhan serius.
“Tuduhan Kemendag warga timbun minyak goreng merupakan tuduhan serius,” kata dia pada Rabu, 9 Maret 2022.
Menurutnya, tudingan tersebut dapat mengadu domba rakyat sekaligus menutupi ketidakmampuan dalam mengelola Kemendag.
“Mengadu domba antar rakyat, menutupi ketidakmampuan mengelola kementerian perdagangan,” ujarnya.
Baca Juga: Sindiran Achsanul Qosasi Soal Minyak Goreng Murah Langka: Tak Perlu Keliling Pasar untuk Pembuktian
Maka dari itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies ini pun mendesak pemerintah untuk membuktikan tudingannya.
“Kemendag wajib buktikan tuduhannya,” tegasnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com.
Apabila tak mampu membuktikan tudingan tersebut, ia mendesak agar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dan pejabat terkait diganti.
“Kalau tidak, mendag dan pejabat yang bertanggung jawab harus diganti,” kata Anthony Budiawan di akhir cuitannya.
Sebelumnya, Didid Noordiatmoko memastikan bahwa saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan dalam negeri.
Sehingga, jelas dia, kelangkaan minyak goreng semestinya dapat teratasi paling lambat pada akhir Maret 2022 mendatang.***