Apakah Hepatitis Akut Menular? Berikut Penjelasan Menkes Budi Gunadi

10 Mei 2022, 11:47 WIB
Ilustrasi - Menkes Budi Gunadi mengungkapkan hepatitis akut yang belakangan telah membuat heboh menular melalui asupan makanan. /Pixabay/mohamed_hassan.

PR DEPOK - Belakangan ini penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia. Bahkan, kabarnya sudah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Hepatitis akut diketahui dapat menular melalui asupan makanan lewat mulut dan kebanyakan menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.

Akibat penyakit hepatitis akut dapat menular melalui asupan makanan, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan, salah satuya dengan menjaga kebersihan diri.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ini Ciri Kepribadian Anda yang Dilihat dari Bentuk Jempol Melengkung atau Lurus

“Virus ini menular lewat asupan makanan yang lewat mulut, jadi kalau bisa rajin cuci tangan saja supaya kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita," ucap Menkes.

"Kan ini menyerang banyak di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun, itu bersih,” tuturnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sekretariat Kabinet.

Sebagai informasi, secara umum gejala awal penyakit hepatitis akut yakni mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan.

Kemudian, gejala hepatitis akut bakal semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan buang air besar berwarna putih pucat.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ini Ciri Kepribadian Anda yang Dilihat dari Bentuk Jempol Melengkung atau Lurus

Terkait bahayanya penyakit hepatitis akut yang dengan mudah menular, Menkes meminta para orangtua segera memeriksakan anak dengan gejala tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

“Kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam nah itu dicek SGPT- SGOT-nya," kata pria berusia 58 tahun ini.

"Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat. SGPT-SGOT normalnya di level 30-an, kalau sudah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujar dia menambahkan.

Baca Juga: Khawatirkan Korea Utara yang Terus Uji Coba Rudal, AS Meminta Dewan Keamanan PBB Berikan Sanksi Lebih Ketat

Dituturkan Menkes, saat ini tercatat ada 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut, di mana tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 27 April 2022 lalu.

Kasus dugaan hepatitis akut yang menular melalui asupan makanan tersebut dilaporkan setelah beberapa hari Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan adanya kejadian luar biasa atau outbreak di Eropa penyakit ini di Eropa.

Menkes mengungkapkan pihaknya membuat SE tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Baca Juga: Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Tahun 2022 Berjumlah 100.051, dari Reguler dan Khusus

“Tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan surveillance monitoring terhadap kasus ini,” ucapnya menjelaskan.

Kemenkes sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

Pihaknya, kata Budi, juga telah berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat (AS) dan Pemerintah Inggris untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini.

Baca Juga: Gaji Erling Haaland di Manchester City Diungkap Fabrizio Romano, Masih Kalah dari Kevin de Bruyne

“Memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang seratus persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini," kata Budi.

"Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO dan juga kita bekerja sama dengan AS dan Inggris, untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini," tuturnya.

"Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini," pungkas Menkes Budi Gunadi.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler