Quotes Bijak dari Pierre Tendean sang Pahlawan Revolusi Termuda Korban Kekejaman PKI

30 September 2022, 09:22 WIB
Mengenal sosok Pierre Tendean, sang Kapten rendah hati yang jadi Pahlawan Revolusi di G30S PKI /Instagram/@pierresangpatriot

PR DEPOK – Simak quotes bijak dari Lettu Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi termuda Indonesia yang menjadi korban kekejaman PKI.

Pierre Tendean merupakan Pahlawan Revolusi termuda Indonesia yang lahir dari pasangan Dr Aurelius Lammert Tendean dan Maria Elizabeth Tendean.

Lahir pada tanggal 17 Juni 1905 di Remboken, Tondano, Sulawesi Utara, Pierre Tendean merupakan anak bungsu dari enam bersaudara.

Baca Juga: Daftar Pemenang APAN Star Awards 2022, Song Joong Ki Berhasil Raih Daesang

Pierre Tendean merupakan lulusan dari Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) pada 2 November 1935 dengan jenjang diploma Indische Arts, gelar dokter pada masa Hindia Belanda.

Pierre adalah korban yang diculik dan dibunuh ketika bertugas sebagai ajudan di rumah Jenderal A.H Nasution.

Beliau termasuk salah satu korban yang disiksa dan dimasukkan ke sumur Lubang Buaya dan meninggal pada 1 Oktober 1965, tepat ketika usianya baru menginjak 26 tahun.

Baca Juga: Daftar Pemenang APAN Star Awards 2022, Song Joong Ki Berhasil Raih Daesang

Jenazahnya berhasil ditemukan pada  4 Oktober 1965 pukul 12.05 WIB dan diangkat dari sumur Lubang Buaya sebagai jenazah pertama yang diangkat dari lokasi tersebut.

Peristiwa berdarah tersebut dimulai ketika sekelompok gabungan pasukan pimpinan Letkol Untung memanggil paksa Jenderal-Jenderal TNI AD.

Para Jenderal TNI AD yang diculik ini yang menurut PKI adalah tokoh-tokoh yang termasuk ke dalam Dewan Jenderal yang akan merebut kekuasaan pemerintahan yang sah yaitu Presiden Soekarno.

Walaupun orang tua Pierre adalah pencampuran Indonesia dan Belanda tetapi jiwa patriotismenya sangat tinggi.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan BBM Subsidi dan Non Subsidi, Bagaimana Kualitasnya?

Berikut quotes bijak dari Pierre Tendean yang menggungah semangat juang membela tanah air :

“Keluarga saya sudah dapat banyak dari negara, sekarang saatnya saya menjadi milik negara."

“Saya iri kepada generasi Bapak (Angkatan 45) sebab generasi itu dapat menunjukkan pengabdian yang nyata kepada negara dan bangsa."

“Jangan macam-macam. Mungkin rasa kebangsaanku (yang) lebih tebal dibandingkan Anda yang mengaku asli Indonesia."***

Editor: Nur Annisa

Sumber: cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler