PR DEPOK – Semangat kebangsaan para guru di Indonesia sudah dilakukan semenjak zaman penjajahan Belanda.
Melalui semangat kebangsaan dari para guru masa itu turut menghasilkan semangat kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia terwujud, lahirlah wadah resmi bagi para guru yang bernuansa kebangsaan, bernama PGRI atau Persatuan Guru Republik Indonesia.
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari pgririau.or.id, organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda didirikan pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
PGHB ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah.
Para guru tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, dan umumnya mereka bertugas di sekolah desa dan sekolah rakyat angka dua.
Di samping PGHB, masa itu berkembang pula organisasi guru baru antara lain:
- Persatuan Guru Bantu (PGB)
- Perserikatan Guru Desa (PGD)
- Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS)
- Perserikatan Normaalschool (PNS)
- Hogere Kweekschool Bond (HKSB)
- Christelijke Onderwijs Vereniging (COV)
Baca Juga: Jisung Hyung Trending di Twitter, Simak Profil dan Biodata Member NCT Dream Ini
- Katholieke Onderwijsbond (KOB)
- Vereniging Van Mulo Leerkrachten (VVM)
- Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG)
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi terhadap penjajah, Belanda.
Baca Juga: Hari Pelajar Internasional 2022 akan Diperingati Besok, Berikut Sejarah Harinya pada 17 November
Hasilnya antara lain adalah kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, berangsur-angsur beralih ke tangan orang Indonesia.
Semangat perjuangan ini kemudian semakin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan.
Perjuangan guru tidak lagi hanya sekedar perjuangan perbaikan nasib dan kesamaan hak terhadap Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.
Baca Juga: Angklung Muncul dalam Google Doodle Hari Ini, Ternyata Ini Alasannya
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) kemudian diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Perubahan nama ini tidak disukai pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” mencerminkan semangat kebangsaan.
Namun sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) juga dilarang melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 kemudian menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta.
Pada kongres tersebut disepakati untuk menghapus segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, pekerjaan, daerah, politik agama dan suku.
Baca Juga: Cara Cek Penerima PIP 2022 Online Lewat HP di Laman pip.kemdikbud.go.id
Peserta dalam kongres ini terdiri dari guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.
Di dalam kongres, pada tanggal 25 November 1945, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah yang didirikan yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia atau yang disingkat dengan sebutan PGRI.
Dikutip dari gurudikdas.kemdikbud.go.id, sebagai tanda penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia menetapkan hari lahir PGRI pada tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional.
Hari Guru Nasional ditetapkan Presiden Soeharto pada tanggal 25 November 1994, melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional, yang diperingati setiap tahun.***