PR DEPOK – Aktor sekaligus politikus Lucky Hakim baru-baru ini mengajukan surat pengunduran diri sebagai Wakil Bupati Indramayu.
Keputusan Lucky Hakim mengundurkan diri sebagai Wabup Indramayu tentu menjadi sorotan berbagai pihak terutama bagi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Bahkan sempat menyurak jika adanya ketidakharmonisan antara bupati dan wakil bupati Indramayu.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan persoalan kepemimpinan di Kabupaten Indramayu terkaIt ketidakharmonisan bupati dan wakil bupati tentu akan menghambat program pemerintahan.
Baca Juga: Cek Bansos yang Sedang Cair di Sini, Klik Link Berikut dan Tarik Uang Tunai hingga Rp750.000
Menurut Ridwan Kamil adanya hal tersebut tentu berdampak pada terhambatnya visi misi yang akhirnya dapat merugikan masyarakat.
Untuk itu, bupati dan wakil bupati diupayakan agar berdamai dan melanjutkan program bersamanya.
“Intinya dicari solusinya supaya tidak dirugikan warga Indramayunya,” ujar Ridwan Kamil sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari ANTARA pada Rabu, 22 Februari 2023.
Gubernur Jabar yang biasa disapa Kang Emil ini menuturkan jika dirinya sudah bertemu langsung dengan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim.
Lucky Hakim juga sudah menceritakan semua permasalahannya, dan sudah ditampung aspirasinya.
“aya sudah ketemu dengan Pak Lucky Hakim Wakil Bupati Indramayu, sudah menceritakan permasalah versi beliau, sudah saya tamping,” ujarnya.
Kang Emil juga menyampaikan jika persoalan ketidakharmonisan pemimpin di Indramayu itu harus secepatnya dicarikan solusinya agar tidak merugikan warga Indramayu.
Menurutnya, pemimpin yang tidak Bersatu maka visi dan misinya akan terbengkalai yang akhirnya akan merugikan masyarakat.
“Kalau pemimpin tidak Bersatu ada visi misi yang terbengkalai, tidak jadi, siapa yang rugi pembangunan Indramayu,” paparnya.
Saat ini pemerintah provinsi berupaya mencarikan solusi untuk mendamaikan bupati dan wakil bupati Indramayu dan apabila tidak berdamai maka akan menjadi pelajaran dan catatan sejarah di masa yang akan datang.
Selain itu, kang Emil juga melanjutkan menjadi referensi bahwa dalam kebersamaan menjadi kepala daerah maupun wakilnya harus mendapatkan porsi yang sama agar kejadian serupa tidak terjadi lain waktu.
“Perlu dijadikan referensi bahwa di masa depan nomor satu dan dua punya porsi yang baik, sehingga tidak berulang-ulang kejadian ketidakharmonisan ini,” paparnya.***