Harga Emas Meroket karena Data Ekonomi AS Mengecewakan dan Pelemahan Dolar

30 Agustus 2023, 07:22 WIB
Harga emas dikabarkan mengalami lonjakan signifikan, mencapai level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir. /anekalogam.co.id

PR DEPOK - Dikabarkan, harga emas mengalami lonjakan signifikan, mencapai level tertinggi dalam tiga minggu pada akhir sesi perdagangan Selasa (dini hari Rabu WIB).

 

Ini merupakan kenaikan untuk kedua kalinya secara berturut-turut, yang dipicu oleh data ekonomi AS yang mengecewakan dan berdampak negatif terhadap nilai dolar serta imbal hasil obligasi pemerintah.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange melonjak sebesar 18,30 dolar AS atau 0,94 persen, menutup perdagangan pada angka 1.965,10 dolar AS per ons. Emas sempat diperdagangkan pada level tertinggi sesi sebesar 1.966,50 dolar AS dan terendah di 1.941,70 dolar AS.

Pada hari Senin (28/8/2023), harga emas berjangka naik sebesar 6,90 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.946,80 dolar AS. Sebelumnya, pada Jumat (25/8/2023), emas mengalami penurunan sebesar 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.939,90 dolar AS. Sementara itu, pada Kamis (24/8/2023), harga emas merosot sebesar 1,00 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.947,10 dolar AS.

Baca Juga: Dinkop UMKM Bandung Bantu 1.498 Pelaku Usaha untuk Dapatkan NIB

"Harga mendapat dorongan dari pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS didukung data JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) AS," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari ANTARA.

Menurut Craig Erlam, seorang analis pasar senior di OANDA, kenaikan harga emas ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan menurunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang terjadi seiring dengan rilis data dari JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) AS.

Pada hari Selasa (29/8/2023), Conference Board, sebuah kelompok riset bisnis, melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen AS turun menjadi 106,1 pada bulan Agustus dari revisi angka 114 pada bulan Juli. Para analis sebelumnya memperkirakan angka tersebut akan mencapai 116.

Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan di negara ini turun menjadi 8,8 juta pada bulan Juli, mencapai angka terendah sejak bulan Maret 2021, dan mengalami penurunan dari angka 9,2 juta pada bulan Juni.

Baca Juga: Lokasi Pencairan PIP Kemdikbud 2023 dan Besaran yang Didapat Peserta Didik

Imbal hasil Treasury AS serta indeks dolar AS juga mengalami penurunan setelah data ekonomi yang lebih buruk dari yang diperkirakan dirilis. Imbal hasil obligasi dengan tenor 10 tahun turun sebesar 4,122 persen pada hari Selasa (29/8/2023).***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler