PR DEPOK - Kebakaran hebat yang melanda lereng Gunung Sumbing, Jawa Tengah,
telah menjadi perhatian utama pada tanggal 1 September 2023.
Api yang menjalar cukup besar telah menghanguskan sebagian daerah di punggung Gunung Sumbing tersebut. Kejadian ini menjadi perhatian masyarakat, terutama pendaki, dan menjadi viral di media sosial. Namun, hingga saat ini, belum dapat dipastikan penyebab pasti kebakaran ini.
Gunung Sumbing adalah salah satu destinasi favorit para pendaki di Indonesia, terutama bagi mereka yang mencari tantangan di alam.
Gunung ini termasuk dalam triple S (Slamet, Sindoro, dan Sumbing) yang terkenal akan keindahannya. Karena kebakaran yang terjadi, pihak berwenang, khususnya Perhutani, telah mengambil tindakan dengan mengeluarkan surat resmi penutupan sementara untuk aktivitas pendakian di Gunung Sumbing.
Informasi mengenai kebakaran ini pertama kali diterima dari pendaki yang berada di Pos 2,
yang mengirimkan video singkat kebakaran tersebut.
Video tersebut hanya berdurasi 2 detik dan diterima pada sekitar pukul 18.30 WIB. Video ini
memberikan indikasi bahwa kebakaran terjadi di salah satu sisi punggung gunung yang cukup besar.
Baca Juga: Partai Demokrat Keluar dari KPP hingga Tidak Mendukung Anies, Buntut Cak Imin Terpilih Cawapres
Pada tanggal 1 September 2023, pukul 22:22 WIB, tercatat ada 37 orang pendaki yang berada di sekitar Gunung Sumbing. Namun, ada tiga basecamp lainnya yang belum diketahui kondisinya.
Berikut adalah data laporan pendaki di beberapa basecamp:
1. BC Gajahmungkur, Kalikajar: 7 orang
2. BC Bowongso: belum diketahui
3. BC Butuh, Kaliangkrik: 30 orang
4. BC Garung: belum diketahui
5. BC Mangli: belum diketahui
Pihak berwenang, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan masing-masing basecamp, telah mulai bergerak untuk mencari dan mengevakuasi pendaki yang berada di atas Gunung Sumbing.
Baca Juga: Partai Demokrat Keluar dari KPP hingga Tidak Mendukung Anies, Buntut Cak Imin Terpilih Cawapres
Perhutani, sebagai otoritas yang mengelola hutan di sekitar Gunung Sumbing, telah mengambil tindakan lebih lanjut dengan mengeluarkan surat penutupan semua jalur pendakian Gunung Sumbing.
Surat ini ditujukan pada ASPER (Asisten Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam) / KBKPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) wilayah Wonosobo, Temanggung, dan Magelang. Surat tersebut memerintahkan ASPER untuk menyampaikan larangan ini kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan / Basecamp.
Lebih rinci, surat yang ditandatangani secara elektronik oleh Administrator / KKPH
Kedu Utara, Damanhuri, menyatakan:
"Menutup sementara semua jalur pendakian Gunung Sumbing terhitung mulai hari ini Jumat 1 September 2023, sampai batas waktu yang belum ditentukan. Mohon bantuan dari semua Basecamp, baik basecamp di wilayah Gunung Sumbing maupun basecamp-basecamp di gunung lainnya yang berada di wilayah saudara, untuk ikut berperan serta memadamkan api di Gunung Sumbing. Menyiapkan personil terutama masing-masing BPKH untuk ikut membantu memadamkan api di gunung Sumbing."
Kami akan terus memantau perkembangan situasi ini. Untuk berita lebih lanjut, Anda dapat
mengaksesnya di Banjarnegaraku.com.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kabar lebih lanjut terkait kondisi di lokasi Gunung Sumbing dan kabar pendaki yang ada di basecamp.***