Petugas TPS Minum 'Kopi' Ternyata Tanpa Sengaja Minum Tinta

15 Februari 2024, 13:55 WIB
Petugas TPS yang dilarikan ke klinik lantaran minum tinta yang dikira kopi. /// instagram @txt.viral /

PR DEPOK - Seorang petugas TPS di Tempat Pemungutan Suara pada Pemilu 2024 mengalami kejadian yang tak terduga.

Mustafa, yang merupakan anggota Linmas di Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat, menjadi sorotan setelah tanpa sengaja minum cairan yang sebelumnya ia kira adalah kopi. Kejadian itu berlangsung pada Rabu, 14 Februari 2024, dan diungkapkan melalui unggahan di Instagram @txt.viral.

Mustafa, yang berusia 61 tahun, diyakini minum tinta yang seharusnya digunakan untuk memberi tanda pada pemilih setelah mereka mencoblos.

Baca Juga: Kocak! Viral Pasang Foto 'Nyeleneh' di Surat Suara Pemilu 2024, Komeng Ungkap Alasan Dibaliknya

Kondisi itu tak terelakkan karena cairan tersebut disimpan dalam botol mineral yang menyerupai kemasan kopi. Kelelahan yang diderita Mustafa karena menjaga TPS semalaman menjelang pemungutan suara juga diyakini menjadi faktor mengapa ia tidak menyadari perbedaan antara tinta dan kopi.

Setelah mendapat pertolongan pertama, Mustafa mengakui bahwa dirinya merasa sangat ngantuk karena kurang tidur semalaman untuk menjaga keamanan di TPS.

Ketika menyadari apa yang sudah diminumnya, Mustafa berusaha untuk muntah dan mengeluarkan cairan tersebut dari tubuhnya.

Baca Juga: 8 Warung Sate Kambing di Bandung yang Dagingnya Empuk dan Nggak Bau Prengus, Paling Rekomen!

Dia bahkan merasakan getaran dalam tubuhnya akibat dampak dari menelan tinta tersebut. Tindakan Mustafa untuk mengeluarkan cairan yang tidak semestinya diminumnya itu tercermin dari pengakuannya bahwa air ludahnya berwarna biru setiap kali dia meludah.

Sebelum kejadian ini terjadi, Universitas Andalas di Kota Padang, Sumatra Barat, telah berhasil mengembangkan inovasi dalam pembuatan tinta yang ramah lingkungan.

Tinta ini terbuat dari ekstrak daun gambir dan direncanakan akan digunakan dalam Pemilu 2024. Melalui informasi yang disampaikan oleh Dr. Efa Yonnedi, SE., selaku Rektor, Universitas Andalas menjalin kerja sama dengan PT. Kudo Indonesia Jaya (KIJ) untuk pengembangan tinta pemilu yang menggunakan bahan organik dari daun gambir tersebut.

Baca Juga: Warga Pegunungan Papua Masih Menggunakan Sistem Noken, Apa Itu Sistem Noken?

Eko Santiko, Direktur PT KIJ, menyatakan keyakinannya terhadap kualitas tinta Gambir yang telah melalui serangkaian penelitian di Universitas Andalas. PT KIJ, sebagai penyedia produk tinta berbasis Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia, telah menghasilkan tinta dengan merek terkenal seperti Maleo dan Gelatik.

Diharapkan kerjasama ini akan meningkatkan kualitas produk tinta PT KIJ dengan dukungan dari peneliti Universitas Andalas. Selain itu, tinta Gambir ini juga dianggap sebagai inovasi pertama di Indonesia yang menggunakan bahan alami dari tanaman

Keberhasilan ini menjadi kebanggaan karena 90% provinsi di Indonesia akan menggunakan tinta pemilu hasil inovasi dari anak bangsa. Proyek ini berhasil memenangkan tender konsolidasi pengadaan logistik tinta, yang mencakup 35 provinsi di enam zona, dengan perkiraan bahwa sekitar satu juta botol tinta akan dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan pemilu.

Dengan demikian, kejadian yang menimpa Mustafa menjadi pelajaran bagi semua pihak terkait pentingnya memastikan pengelolaan dan penyimpanan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pemilu, seperti tinta, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. ***

 

Editor: Nur Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler