Soal Vandalisme di Tangerang, DPR Soroti Peran Orang Tua Awasi Anak Saat Belajar Agama Secara Online

2 Oktober 2020, 17:37 WIB
Aksi vandalisme di Musala Darussalam, Tangerang. /RRI

PR DEPOK – Aksi vandalisme yang terjadi di Musala Darussalam oleh pelaku Satrio, pria berusia 18 tahun hingga kini masih ditelusuri oleh Polres Kota Tangerang.

Setelah melakukan investigasi mendalam, petugas berhasil menguak motif aksi vandalisme yakni terdorong oleh keyakinan yang dipelajari pelaku di YouTube.

Terkait kondisi pelaku, Komisaris Besar Kapolres Kota Tangerang, Ade Ary Sam menyebut Satrio dalam keadaan sehat.

Insiden tersebut tak hanya menyita perhatian warga Tangerang, anggota Komisi VIII DPR Hasani Bin Zuber juga turut menanggapi aksi vandalisme yang terjadi di musala itu.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Korea Terseram yang Wajib Ditonton, Ada Gonjiam Haunted Asylum hingga The Wailing

Hasani menilai, aksi yang dilakukan Satrio menjadi peringatan untuk para orang tua dalam mengawasi anak-anak terlebih saat berselencar di media sosial.

"Hati-hati belajar agama secara daring. Belajar agama wajib dibimbing seorang guru agar ketika ada pemahaman yang keliru, gurulah yang akan mengarahkannya," tutur Hasani pada Kamis 1 Oktober 2020 dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Terlepas dari motif tindakan vandalisme, Hasani mendukung penuh tindakan petugas dalam mengusut tuntas kasus tersebut agar insiden ini tak lagi dikaitkan dengan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kerap muncul di akhir bulan September hingga awal Oktober setiap tahunnya.

"Saya mengapresiasi polisi yang cepat mengungkap kasus ini dan menjerat pelaku dengan pasal penodaan agama, sehingga isunya tidak liar kemana-mana," tuturnya.

Baca Juga: Alami Kegagalan Operasi pada Pasien Berusia 7 Tahun, Seorang Dokter Diduga Gantung Diri hingga Tewas

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, aksi vandalisme yang dilakukan Satrio menyasar Musala Darussalam, Perumahan Villa Tangerang Elok, Kelurahan Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang pada Selasa 29 September 2020 lalu.

Pelaku membuat sejumlah coretan yang disebut-sebut sebagai bagian dari ujaran kebencian seperti ‘Anti islam, saya kafir, tidak ridho, anti khilafah’.

Tak hanya membuat coretan di dinting dan lantai, pelaku juga menggunting sajadah serta Alquran di TKP.

Awalnya, kondisi musala yang telah berubah diketahui oleh warga bernama Rifki Hermawan (18). Kemudian Rifki memberitahu dua warga lainnya yakni Samsu Firman (49) dan Suhadi (48).

Baca Juga: Dinyatakan Positif Covid-19, Inggris Sampaikan Harapan Donald Trump dan Melania Segera Sembuh

Mereka selanjutnya melaporkan temuan itu ke kepolisian setempat serta membawa lembar Alquran yang telah disobek dan sajadah yang digunting sebagai barang bukti.

Tempat tinggal yang hanya berjarak 50 meter dengan lokasi kejadian, hanya dalam hitungan jam pelaku berhasil diringkus dan diamankan oleh kepolisian.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler